Opini
Literasi Ulama: AGH Muh Yunus Maratan
Menatap Kakbah seusai thawaf, (8/6/2023) mengingatkan kehadiran para ulama Sulsel yang merantau ke Mekkah mengaji sekaligus berhaji.
Dari hasil perkawinan tersebut beliau dikarunia tujuh anak diantaranya Anregurutta Prof Dr H Rafi’i Yunus Maratan MA yang kelak menjadi Pimpinan Umum PB. As’adiyah. Namun pada tahun 1965, istri beliau wafat.
Setahun kemudian, tahun 1966 beliau mempersunting gadis Belawa berusia 13 tahun bernama Hajjah Husnah. Beliau dikaruniai 5 anak dari pernikahan tersebut, Hj Husnah yang setia mendampingi Gurutta Yunus sejak 1966 hingga beliau wafat tahun 1986.
AGH Muh Yunus Maratan sempat menjalankan amanah sebagai qadhi di Belawa, jabatan yang pernah dipangkuh ayahnya.
Beliau menjalankan amanah tersebut antara tahun 1938 -1952. Kemudian tahun 1952 duka melanda Madrasah Arabiyah Islamiyah (MAI) Sengkang seiring wafatnya AGH Muh As’ad karena sakit tepatnya, 29 Desember 1952.
Pembinaan MAI yang kelak berganti nama menjadi Pondok Pesantren As’adiyah Pusat Sengkang, tepat 9 Mei 1953, itu dilanjutkan oleh AGH Muh Yunus Maratan bersama AGH Daud Ismail.
AGH Muh Yunus Maratan telah menulis sebanyak 35 buku. Tulisan tersebut bersumber dari tulisan yang tersebar di majalah, artikel di risalah As'adiyah.
Namun sebagian besar buku tersebut ditulis dalam bentuk buku untuk dipublikasikan. Adapun materi buku karya gurutta mencakup bidang fiqhi seperti kitab As-syoyam terbit tahun 1974, kitab al-Janaiz terbit tahun 1977. Kitab Assalatu imaduddin terbit tahun 1981.
Gurutta juga menulis bidang tauhid seperti kitab al-firaq al-islamiyah berbahasa bugis terbit tahun 1966. Sementara bidang tafsir sedikitnya tiga kitab diantaranya tafsir alquran al-karim terbit tahun 1972. Kitab yang mengulas sejarah terdapat 10 kitab yang didominasi kisah nabi-nabi. Juga kitab tasawuf yaitu; hikam wa mawaid.
Keteladanan cukup membekas bagi muridnya, diantaranya karena kedisiplinannnya dan tentu pada kecerdasan serta kesederhanaannya.
Soal kedisiplinan, suatu ketika saat keluar berdakwah di suatu daerah, tiba-tiba ada warga yang melihat mobilnya mobilnya melintas, maka seketika itu menyiapkan sajian yang diperuntukkan untuk menyambut gurutta tanpa diagendakan sebelumnya, akhirnya saat mobil gurutta kembali dan melintasi warga tersebut, kemudian meminta berhenti dengan harapan guurutta dapat singgah.
Seketika gurutta Yunus melihat buku agendanya, ternyata tidak diagendakan. Kemudian gurutta langsung melanjutkan perjalanan ke Sengkang untuk memberi pengajian sesuai agendanya.
Sementara dalam kesaksian AGH Muh Harisah AS salah seorang muridnya, AGH Muh Yunus Maratan selalu tampil sempurna, penampilannnya untuk mengimami shalat Jumat dan shalat ashar sama saja, tetap dibalut surban dan berjas dengan sarung khasnya.
Begitu juga durasi shalatnya cukup terukur rata-rata 5 menit, tidak cepat dan tidak lambat, bacaan surahnya juga hampir selalu dengan surah yang sama, surah Al-Kafirun dan Al-Ikhlas.
AGH Sanusi Baco saat mengajar mahasiswa STAI As’adiyah, setelah istrahat, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk di tengah malam menjalang tidur. Sempat bertanya-tanya siapa gerangan yang mengetuk pintu.
Ternyata, beliau terperanjat saat melihat sosok AGH Muh Yunus Maratan dengan penampilannya yang tetap tampak rapi itu menyapanya, ”Engkamua Oba’ Nyamu’mu? Ada obat nyamukmu”.
Saatnya Meninjau Ulang Parliamentary Threshold 4 Persen |
![]() |
---|
Universitas Hasanuddin, Menuju Puncak Benua Maritim Indonesia 2026-2030 |
![]() |
---|
Pesantren sebagai Katalis Peradaban, Catatan dari MQK Internasional I |
![]() |
---|
Paradigma SW: Perspektif Sosiologi Pengetahuan Menyambut Munas IV Hidayatullah |
![]() |
---|
Dari Merdeka ke Peradaban Dunia: Santri Sebagai Benteng Moral Bangsa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.