Cerita Kharisma, Perempuan Disabilitas Asal Papua yang Jadi Pengibar Bendera di Harkitnas 2023
Sadar akan keterbatasan fisik yang dialami, tidak menjadi penghalang bagi Kharisma untuk menjalankan tugas yang diberikan.
TRIBUN-TIMUR.COM - Upacara memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) tahun 2023 menjadi momen yang membanggakan dan sekaligus menjadi sejarah penting dalam perjalanan hidup perempuan penyandang disabilitas bernama lengkap Kharisma, asal Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua.
Didaulat menjadi pengibar dan atau pembawa bendera saat pelaksanaan upacara memperingati Harkitnas tahun 2023 di lapangan upacara Kantor Sentra Wirajaya di Makassar, Senin (22/5/23).
Kharisma yang akrab disapa Sitim nampak bangga campur bahagia, karena baru kali ini ia menjadi petugas upacara, dan tidak tanggung-tanggung, ia langsung dipercayakan menjadi petugas pembawa bendera.
Sadar akan keterbatasan fisik yang dialami, bukan menjadi penghalang untuk menjalankan tugas yang diberikan.
Dengan menggunakan kursi roda diantara barisan pengibar bendera, sitim tampil dengan percaya diri.
“Kaget dan bangga rasanya, apalagi dengan keterbatasan fisik, tentu menjadi penambah semangat untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan”, ucap Sitim sesaat setelah pelaksanaan upacara.

Putri dari pasangan Ruth Numberi dan Steven Sineri ini menambahkan, jika diusianya yang kini 18 tahun, baru kali ini ditunjuk dan dipercayakan sebagai petugas upacara.
Meski sebelumnya ia pernah mengeyam Pendidikan di Sekolah Dasar di kampung halamannya. Tetapi tidak pernah didaulat sebagai petugas upacara.
“Terima kasih saya ucapkan kepada pihak Sentra Wirajaya yang telah memberikan kepercayaan dan tugas ini. Tentu momen ini menjadi wadah untuk mengabarkan kepada masyarakat luas, bahwa keterbatasan bukan halangan untuk menunjukkan darma bakti kepada bangsa dan negara”, ujar Sitim.
Meski terbilang baru dua bulan keberadaan Sitim sebagai salah satu Penerima Manfaat (PM) residensial di Sentra Wirajaya Makassar yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Sosial RI, namun perkembangan rasa percaya dirinya begitu pesat.
Anak ke-4 dari delapan bersaudara ini sangat bersyukur bisa mengikuti program rehabilitasi sosial di Sentra Wirajaya di Makassar.
Dengan interaksi selama mengikuti program rehabilitasi sosial, menjadikan Sitim tampil sebagai sosok perempuan yang mudah bergaul dengan siapa saja.
Hal yang sangat berbeda diawal dirinya baru menginjakkan kaki di Sentra Wirajaya, dulu Sitim adalah sosok yang pendiam dan pemalu.
Melihat kesuksesan Sitim melaksanakan tugasnya sebagai pembawa bendera saat pelaksanaan upacara Harkitnas, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sentra Wirajaya di Makassar Anna Puspasari menanggapi, jika tugas dan peran yang dilaksanakan oleh Sitim merupakan bagian dari pemberian layanan terapi mental selain itu, tugas ini juga menjadi bagian dari pemberian terapi kedisiplinan.
“Hadirnya rasa percaya diri bagi PM dan mebiasakan hidup disiplin merupakan salah satu indikator munculnya keberfungsian sosial, dan hal tersebut tentu menjadi ukuran akan keberhasilan dari pelaksanaan layanan rehabilitasi sosial itu sendiri” tegas Anna Puspasari yang akrab disapa Anna.
Sementara itu, Kepala SuB Bagian Tata Usaha (KaSubag TU), Bambang Tri Hartono tampil sebagai inspektur upacara, dan pelaksanaan upacara Harkitnas itu sendiri diikuti oleh seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) Sentra Wirajaya di Makassar, serta beberapa PM residensial.(adv\reskyamaliah).
Parah! Duit Bansos Warga Miskin Dipakai Judi Online, Nilai Transaksi Hampir Rp1 Triliun |
![]() |
---|
4 Bulan Setelah Bencana, Warga Korban Puting Beliung di Luwu Baru Terima Bantuan |
![]() |
---|
Bangkit Melawan Ketidakadilan |
![]() |
---|
117 Tahun Harkitnas: Digitalisasi Jalan, Tapi Pengantar RT Tak Tergantikan |
![]() |
---|
7 Ribu Orang Warga Miskin Daftar Sekolah Rakyat |
![]() |
---|