Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dedi Mulyadi Mundur dari Golkar saat Airlangga Ditunjuk PKB Jadi Ketua Tim Prabowo, Bikin Khawatir

Kabar pengunduran diri Dedi Mulyani berembus saat Ketua Golkar Airlangga Hartarto berusaha untuk menjadi calon presiden.

Editor: Ansar
Kompas TV
Surat pengunduran diri politisi Dedi Mulyadi dari Partai Golkar dan Anggota DPR RI beredar luas di media sosial. 

Pertama, PKB dan Golkar akan mengatur strategi untuk memperluas dukungan terhadap koalisi besar.

Kedua, mengatur format pemenangan koalisi besar, bila nantinya banyak partai politik yang akan bergabung.

Di sisi lain, Ace menegaskan, belum ada pembahasan dan kesepakatan mengenai sosok figur capres dan cawapres di internal bakal koalisi besar.

“(Pengusungan capres-cawapres) kami bersepakat untuk menyerahkan kepada para ketua umum koalisi,” tutur dia.

Dihubungi terpisah, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Presiden Partai Golkar Nusron Wahid menegaskan keinginan Golkar adalah mendukung Airlangga sebagai cawapres dalam koalisi besar.

“Kalau Golkar maunya presiden dari KKIR (Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya) dan wapres dari KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) yaitu Pak Airlangga Hartarto,” ucap Nusron.

PKB berubah sikap

Sebelumnya, PKB sempat membuka opsi untuk mengusung Prabowo-Airlangga dalam kontestasi elektoral mendatang.

Hal itu disampaikan Muhaimin saat bertemu dengan Airlangga di Restoran Plataran, Senayan, Jakarta, Rabu (3/5/2023).

Dalam pertemuan itu juga, Airlangga dan Muhaimin menyepakati pembentukan tim pemenangan koalisi besar, meskipun koalisi tersebut belum terbentuk hingga kini.

“Apakah Prabowo-Muhaimin, apakah Prabowo-Airlangga, ataukah Airlangga-Muhaimin. Itu masih proses yang kita jalani,” kata dia kala itu.

Namun kemarin, pernyataan Faisol justru menunjukan PKB ingin tetap mendorong terwujudnya duet Prabowo-Muhaimin.

Apalagi, PKB dan Gerindra sudah membentuk kerja sama melalui Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

Ia juga mengeklaim bahwa pembentukan tim pemenangan koalisi besar tidak untuk membahas soal cawapres pendamping Prabowo.

“(Tim pemenangan dibentuk) untuk pemenangan saja (bukan penentuan cawapres). (Pemenangan Prabowo) dengan Cak Imin kalau itu,” papar Faisol. (*)

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved