Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Budayawan Sulsel Meninggal

Sepekan Dirawat di Rumah Sakit, Budayawan Sulsel Muhannis Meninggal Dunia

Muhannis menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sinjai, Senin (8/5/2023) sekitar pukul 16.25 Wita.

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Hasriyani Latif
DOK TRIBUN TIMUR
Budayawan Sulsel Muhannis semasa hidup. Muhannis menghembuskan nafas terakhir setelah sepekan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sinjai, Senin (8/5/2023) sekitar pukul 16.25 Wita. 

TRIBUNSINJAI.COM, SINJAI UTARA - Berita duka datang dari budayawan Sulawesi Selatan (Sulsel).

Muhannis, budayawan asal Kabupaten Bulukumba-Sinjai, meninggal dunia.

Ia menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sinjai, Senin (8/5/2023) sekitar pukul 16.25 Wita.

"Pak Budayawan Muhannis meninggal di RSUD sore kemarin," kata sahabat Muhannis, Zainal Abidin Ridwan, kepada TribunSinjai.com, Selasa (9/5/2023).

Muhannis diketahui sedang sakit sekitar satu pekan lalu di RSUD Sinjai.

Selama sakit, sejumlah kerabatnya silih berganti menjenguknya hingga ajal menjemput.

Petang kemarin, jenazah Muhannis dibawa ke rumah pribadinya di Desa Ara, Kecamatan Bontobahari, Bulukumba, untuk disemayamkan sekaligus kampung halamannya.

Di Bulukumba, seorang sahabat Muhannis bernama Andika Mappasomba ikut merasakan duka yang mendalam dan kehilangan yang dirasakan.

"Beliau adalah sahabat sekaligus guru, tidak hanya bagi saya pribadi, tetapi juga bagi banyak orang. Saya bersahabat dengan beliau selama belasan tahun dan mengikuti pemikiran-pemikirannya tentang sejarah, budaya, dan seni sastra. Saya kagum dengan konsistensinya," kata Andika Mappasomba.

Muhannis dikenal sebagai seorang penulis buku novel berbahasa Makassar, Kareuq RI Bantulang Pinisi, dan juga buku yang tentunya akan menjadi legenda, Hanua Sinjai.

Selain menulis novel, puisi, syair lagu, dan karya ilmiah, Muhannis juga mampu membaca lontara dan not balok seni musik.

"Kita kehilangan salah satu manusia terbaik yang pernah hidup dalam sejarah Bulukumba dan Sinjai," kata Andika Mappasomba.

Baca juga: Rumah Sekretaris Kominfo Sinjai Terbakar

Baca juga: Pengemudi Hilang Kendali, Daihatsu Sigra Tabrak Lampu Jalan dan Terjun ke Drainase Kejari Maros

Muhannis juga aktif menyumbangkan naskah puisi pada sejumlah buku antologi puisi.

Selain itu, ia juga menciptakan mars dan hymne Sinjai Bersatu serta lagu Bugis 'Laha Bete'.

Muhannis juga telah mengkaji jejak sejarah Sinjai selama berpuluh-puluh tahun, termasuk penyebaran syiar Islam pertama di Sinjai.

Selama ini, Muhannis banyak tinggal di Sinjai setelah pensiun sebagai guru SMA dan menjadi dosen di salah satu kampus swasta di daerah tersebut.

Muhannis juga memiliki karya sastra di Kabupaten Bulukumba.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved