Lentera Subuh
Ramadan Bulan Bertobat, Danny Pomanto: Jangan Tunda-tunda untuk Tobat
Ayat tersebut memberikan kabar gembira bahwa Allah SWT mengampuni setiap dosa bagi siapa saja yang bertobat dan kembali kepadanya.
Penulis: Ivan Ismar | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto kembali menjumpai Tribuners lewat program Lentera Subuh seri ke-7, Rabu (12/4/2023) yang tayang di YouTube Tribun Timur.
Seri kali ini, Danny Pomanto, sapaannya, membahas sebuah tema bahwasanya Ramadan bulan untuk kita bertobat.
Danny menjelaskan, bulan Ramadan penuh dengan berbagai kebaikan, pada bulan tersebut kita diperintahkan untuk saling berlomba dalam kebaikan.
Begitu pula pada bulan Ramadan adalah kesempatan kembali untuk taat kepada Allah, kembali pada Allah yang dimaksud di sini adalah dengan bertobat.
Tobat itu ada dua macam, ada yang wajib ada yang sunnah.
Tobat yang wajib adalah tobat karena meninggalkan sesuatu perintah atau melakukan suatu larangan, tobat yang wajib di sini dibebankan bagi seluruh mukallaf atau yang telah dibebani syariat.
Sebagaimana yang Allah perintahkan dalam Alquran, sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Tobat yang sunnah adalah tobat karena meninggalkan perkara yang sunnah dan melakukan hal yang makruh.
Barangsiapa yang hanya mencukupkan diri dengan tobat pertama atau wajib, maka dia merupakan bagian dari golongan pertengahan.
Disebutkan dalam Abror Al Mutashidin, barangsiapa yang melakukan dua tobat tersebut sekaligus, maka dia termasuk golongan terdepan yang disebut dengan Assabiqin Al Muqorbin.
Berikutnya adalah tobatan nasuha, Allah ta'ala berfirman hai orang-orang yang beriman bertobatlah kepada Allah dengan tobatan nasuha atau tobat yang semurni murninya.
Baca juga: Danny Pomanto Ajak Tribuners Hapus Dosa Lewat Sedekah di Bulan Ramadan
Baca juga: Lentara Subuh, Danny Pomanto: Utamakan Membaca Al Quran di Bulan Ramadan
Dijelaskan oleh Ibnu Katsir Rahimahullah bahwa makna tobat yang tulus atau tobatan nasuha sebagaimana kata para ulama adalah menghindari dosa untuk saat ini serta menyesali dosa yang telah lalu.
Bertekad tidak melakukan lagi di masa yang akan datang. Lalu jika dosa tersebut berkaitan dengan hak sesama manusia, maka ia harus menyelesaikan atau mengembalikannya.
Setiap dosa bisa diampuni sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala, katakanlah hai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya, sesungguhnya dialah yang maha pengampun lagi maha penyayang.
Ayat di atas adalah seruan untuk segenap orang yang terjerumus dalam maksiat baik dalam dosa kekafiran dan dosa lainnya untuk bertobat dan kembali kepada Allah SWT.
Apa Tujuan Zakat Fitrah bagi Orang yang Berpuasa? Simak Penjelasan Ustadz Sabaruddin |
![]() |
---|
Apa Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar? Penjelasan Ustadz Sabaruddin Berikut Keistimewaannya |
![]() |
---|
Danny Pomanto: Jaga Lisan Kita di Bulan Ramadan |
![]() |
---|
Mana Lebih Utama, Puasa Syawal atau Membayar Utang Puasa? |
![]() |
---|
Apakah Boleh Mengganti Utang Puasa Orang Tua yang Sudah Meninggal? Penjelasan Ustadz Sabaruddin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.