Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Momen Mudik Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Tradisi mudik pada bulan Ramadan juga terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

Editor: Hasriyani Latif
DOK PRIBADI
Muhammad Syafitra Guru SMA Islam Athirah Bukit Baruga. 

Ramadan adalah bulan suci dalam agama Islam, di mana umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh.

Pada akhir bulan Ramadan, umat Muslim merayakan Hari Raya Idul Fitri sebagai tanda berakhirnya bulan suci.

Pada saat itulah, banyak orang yang merasa terdorong untuk mudik ke kampung halaman untuk bersilaturahmi dengan keluarga dan kerabat, serta merayakan hari raya bersama-sama.

Selain faktor agama, tradisi mudik pada bulan Ramadan juga dipengaruhi oleh faktor budaya masyarakat Indonesia.

Di Indonesia, keluarga dan hubungan antar sesama sangat dihargai, dan momen Hari Raya Idul Fitri merupakan waktu yang tepat untuk berkumpul bersama dengan keluarga dan kerabat. Oleh karena itu, tradisi mudik pada bulan Ramadan menjadi sangat penting bagi banyak orang di Indonesia.

Tradisi mudik pada bulan Ramadan juga terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

Meskipun tradisi ini sudah ada sejak lama, namun semakin banyaknya akses transportasi dan kemajuan teknologi membuat mudik semakin mudah dilakukan.

Hal ini memungkinkan banyak orang untuk mudik dengan lebih nyaman dan cepat, meskipun juga menimbulkan risiko seperti kecelakaan lalu lintas dan kemacetan.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia telah membatasi atau melarang mudik selama pandemi COVID-19, demi mencegah penyebaran virus.

Namun, tradisi mudik pada bulan Ramadan tetap menjadi momen yang dinantikan oleh banyak orang di Indonesia, karena ia merupakan bagian dari kebudayaan dan identitas masyarakat Indonesia yang kaya dan beragam.

Mudik menjelang Lebaran merupakan sebuah tradisi yang telah melekat dalam budaya masyarakat Indonesia sejak lama.

Meskipun tradisi ini memiliki banyak manfaat, namun kita tidak bisa mengabaikan dampak negatifnya seperti kemacetan dan risiko kecelakaan lalu lintas yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan para pelaku mudik.

Seiring dengan perkem­bangan zaman dan kemajuan teknologi, mudik pun semakin mudah dilakukan. Namun, hal ini juga menimbulkan risiko baru seperti penyebaran virus COVID-19.

Kondisi pandemi yang masih berlangsung membuat tradisi mudik menjadi semakin berisiko, karena dapat mempercepat penyebaran virus di antara para pelaku mudik dan keluarganya.

Kita tentu tidak ingin tradisi mudik yang sudah melekat dalam budaya masyarakat Indonesia menjadi sebuah ancaman bagi keselamatan dan kesehatan kita semua.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved