Opini
Coaching, Kunci Pembuka Pengembangan Potensi Diri
Coaching atau coach bukanlah istilah baru dalam dunia kediklatan. Coaching merupakan salah satu agenda utama dalam setiap penyelenggaraan kediklatan.

Tentunya tidaklah mudah untuk menjadi seorang coach yang profesional, itulah sebabnya mengapa diperlukan sertifikasi keahlian khusus bagi para coach.
Meski demikian, setidaknya beberapa kemampuan yang dibutuhkan seorang coach dalam melaksanakan coaching yang efektif.
Antara lain, memiliki pengetahuan yang berhubungan dengan aspek psikologis.
Hal ini penting untuk mendapatkan gambaran kepribadian klien secara holistik agar mampu melakukan pendekatan, membangun kepercayaan klien dan mengembangkan komunikasi efektif.
Memiliki keterampilan komunikasi dua arah antara coach dan klien.
Bukan mendikte atau memerintah klien.
Keterampilan komunikasi dua arah (interpersonal) dapat dianggap sebagai salah satu kunci keberhasilan coaching.
Kedua belah pihak dapat saling memberikan informasi, mengarahkan pembicaraan agar lebih fokus dan memicu keluarnya ide-ide atau gagasan-gagasan yang lebih kreatif.
Memiliki pengetahuan dan keterampilan coaching yang bervariatif yang dapat digunakan secara tepat pada klien yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Memiliki wawasan dan pengetahun keilmuan yang luas agar mampu mendorong dan memotivasi klien untuk menghasilkan kinerja yang optimal berdasarkan latar belakang keilmuan yang dimiliki oleh klien.
Sebagai sebuah hubungan kemitraan antara coach dan klien, maka coaching dapat dipandang sebagai kunci pembuka pengembangan potensi diri seseorang.
Kunci tersebut akan efektif jika klien pada akhirnya memiliki kesadaran diri akan potensi yang dimilikinya, mampu berfikir kreatif dan memikul tanggung jawab personalnya untuk menyelesaikan masalahnya, mengembangkan kepribadian diri dan profesional serta menunjukkan performanya secara optimal.(*)
Universitas Hasanuddin, Menuju Puncak Benua Maritim Indonesia 2026-2030 |
![]() |
---|
Pesantren sebagai Katalis Peradaban, Catatan dari MQK Internasional I |
![]() |
---|
Paradigma SW: Perspektif Sosiologi Pengetahuan Menyambut Munas IV Hidayatullah |
![]() |
---|
Dari Merdeka ke Peradaban Dunia: Santri Sebagai Benteng Moral Bangsa |
![]() |
---|
Makassar dan Kewajiban untuk Memanusiakan Kota |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.