Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Economic Perspective

Mengapa Inflasi Tinggi Setiap Ramadhan?

Inflasi selama Ramadhan lebih banyak disebabkan oleh peningkatan permintaan bahan makanan beberapa kali lipat dibandingkan di luar bulan Ramadhan.

Editor: Hasriyani Latif
dok pribadi/syarkawi rauf
Muhammad Syarkawi Rauf Dosen FEB Unhas dan komisaris utama PTPN IX Jawa Tengah. Syarkawi Rauf penulis tetap rubrik Tribun Economic Perspective. 

Oleh:
Muhammad Syarkawi Rauf
Dosen FEB Unhas/Komisaris Utama PTPN IX

TRIBUN-TIMUR.COM - Inflasi tinggi merupakan fenomena tahunan yang terjadi di Indonesia setiap bulan Ramadhan.

Kenaikan inflasi disebabkan oleh peningkatan permintaan masyarakat terhadap bahan makanan. Fenomena ini disebut demand pull inflation.

Inflasi didefenisikan sebagai kenaikan harga-harga umum, yaitu harga barang dan jasa yang paling banyak dikonsumsi oleh masyakarat.

Inflasi dihitung berdasarkan besarnya perubahan Consumer Price Index (CPI). Di mana CPI adalah sekeranjang barang dan jasa yang disurvey perkembangan harganya oleh Badan Pusat Statistik (BPS) secara periodik.

Secara umum, inflasi dapat diklasifikasi menjadi tiga, yaitu inflasi inti yang tidak memperhitungkan pengaruh harga bahan makanan (core inflation), inflasi bahan makanan atau volatile food (CPI inflation), dan inflasi yang diatur pemerintah (administred price). Dimana inflasi Ramadhan adalah inflasi volatile food.

Inflasi Ramadhan

Secara umum, kenaikan inflasi bersumber dari dua sisi, yaitu inflasi sisi permintaan (demand pull inflation) dan inflasi sisi penawaran (supply shock inflation atau cost push inflation). Demand pull inflation adalah kenaikan harga yang disebabkan oleh kenaikan permintaan yang tidak bisa diimbangi oleh kenaikan penawaran.

Supply shock inflation atau cost push inflation adalah kenaikan harga barang dan jasa yang disebabkan oleh kenaikan biaya dalam menghasilkan barang bersangkutan. Sebagai contoh, kenaikan harga beras yang disebabkan oleh kenaikan harga pupuk. Dimana peningkatan harga pupuk sendiri disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku pupuk kimia (Kalium).

Kenaikan inflasi bahan makanan disebabkan oleh inelastisitas penawaran merespon kenaikan permintaan. Gangguan sisi penawaran disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah gangguan rantai pasok (supply chain distruption). Dimana jasa transportasi tidak beroperasi secara normal akibat bencana alam, perang, pemogokan pekerja transportasi dan lainnya.

Pada umumnya, inflasi selama bulan Ramadhan lebih banyak disebabkan oleh peningkatan permintaan bahan makanan beberapa kali lipat dibandingkan di luar bulan Ramadhan yang tidak diimbangi oleh penambahan pasokan. Inflasi Ramadhan bisa menjadi lebih tinggi jika bulan Ramadhan tidak bersamaan musim panen beberapa komoditi bahan makanan utama.

Inelstisitas sisi penawaran merespon kenaikan permintaan juga dapat disebabkan oleh perilaku produsen dan pedagang yang secara bersama-sama menahan pasokan(menimbun) dan menaikkan harga. Perilaku seperti ini dapat diamati pada sejumlah komoditi yang rantai pasoknya dikuasai oleh hanya segelintir pelaku usaha.

Sebagai contoh,rantai pasok beras yang dari sisi penggilingan padinya dikuasai oleh hanya beberapa pelaku usaha besar. Pada umumnya pemilik penggilingan padi besar juga menjadi pedagang besar dengan kapasistas gudang penyimpanan besar. Pedagang besar kemudian dapat mengatur pasokan ke pasar untuk menjaga agar harga beras tetap tinggi.

Kenaikan harga selama Ramadhan juga bersumber dari anggapan pedagang bahwa bulan Ramadhan adalah kesempatan untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Para pedagang menaikkan harga memanfaatkan kecenderungan masyarakat yang menkonsumsi lebih banyak pada saat Ramadhan. Akibatnya, harga naik menjadi tidak wajar.

Selain itu, aktifitas mudik atau pulang kampung masyarakat Indonesia meningkatkan permintaan terhadap jasa transportasi beberapa kali lipat. Akibatnya, harga tiket pesawat, kereta api, angkutan laut, tiket bus, dan lainnya meningkat berkali-kali lipat dibandingkan di luar bulan Ramadhan.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved