Tribun Economic Perspective
Penyatuan Mata Uang Mengakselerasi Dedollarisasi
Dominasi Dollar AS sebagaimata uang global dimulai dari kesepakatan sistem pengelolaan devisa yang bermula dari 44 negara.
Oleh:
Muhammad Syarkawi Rauf
Tenaga Pengajar FEB Unhas/Ketua KPPU RI 2015-2018
TRIBUN-TIMUR.COM - Sejak delapan dekade terakhir, mata uang Dollar Amerika Serikat (AS) memiliki peranan sangat vital sebagai medium of exchange dalam transaksi internasional.
Dollar AS juga berperan menjadi instrumen menyimpan nilai (store of value) dan menghitung kekayaan (unit of account) di berbagai negara.
Sebagai store of value, banyak negara mengkonversi cadangan devisanya keDollar AS tanpa khawatir risiko kehilangan daya beli (purchasing power).
Dimana penggunaan Dollar AS sebagai cadangan devisa pernah mencapai 71 persen dari cadangan devisa global tahun 2000. Hal ini menunjukkan tingginya kepercayaan dunia internasional terhadap Dollar AS.
Peranan Dollar AS sebagai cadangan devisa global memang mengalami penurunan dari 71 persen tahun 2000 menjadi 59 persen tahun 2021, namun angka ini masih jauh dari kontribusi mata uang lainnya, seperti Euro sekitar 21 persen, Yen Jepang lebih kecil lagi hanya 6 persen, Pounsterling Inggris 5 persen, dan Renminbi China sekitar 2 persen.
Dominasi Dollar AS
Pertemuan sekitar700 delegasi dari 44 negara pada tahun 1944 di Bretton Wood, New Hampshire, AS mengawali posisi Dollar AS sebagai mata uang global menggantikan Poundsterling Inggris.
Pertemuan tersebut menyepakati sistem devisa yang menguntungkan bagi semua negara dengan mengaitkan mata uang masing-masing negara terhadap Dollar AS dan mengkonversi cadangan internasionalnya ke dalam Dollar AS.
Dominasi Dollar AS sebagaimata uang global dimulai dari kesepakatan sistem pengelolaan devisa yang bermula dari 44 negara.
Sistem tersebut dikenal sebagai Bretton Wood System(BWS) yang menempatkan Dollar AS sebagai mata uang dominan dalam cadangan devisa dan transaksi global.
Tidak berlebihan jika sejak tahun 1999 – 2019, penggunaan Dollar AS dalam perdagangan di benua Amerika menjadi sekitar 96 persen, 74 persen di Asia Pasifik, dan lebih dari 79 persen di kawasan lainnya.
Dimana khusus untuk negara-negara Eropa Barat dan Timur menggunakan Euro dalam cadangan dan transaksi internasionalnya.
Secarakhusus, cadanganDollar AS yang dimiliki oleh pemerintah dan investor luar negeri dalambentuksurat utang yang diterbitkan oleh pemerintah AS (US treasury securities).
Pada kuartal ketiga tahun 2021, jumlahnya mencapai 7 trilyun Dollar AS atau setara33 persen dari total surat utang yang diperdagangkan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.