PNUP Makassar
Keren! Mahasiswa PNUP Bikin Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Desa Tallu Bamba Enrekang
Warga sejak lama hanya memakai lampu penerangan dari tenaga surya dan sebagian pelita yang berisi minyak tanah.
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, ENREKANG - Warga Dusun Panasaang, Desa Tallu Bamba, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, kini sudah menikmati aliran listrik.
Mereka menikmati listrik tenaga air atau Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) berkat inovasi dari mahasiswa Himpunan Pelajar Mahasiswa Massenrempulu (HPMM) Komisariat Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) Makassar.
Ketua HPMM PNUP Makassar, Muh Agung Pramana, mengaku sebelumnya warga di desa tersebut belum pernah menikmati aliran listrik dari pemerintah.
Warga sejak lama hanya memakai lampu penerangan dari tenaga surya dan sebagian pelita yang berisi minyak tanah.
Sebelum menciptakan aliran listrik, mahasiswa PNUP Makassar melakukan advokasi ke pihak pemerintah daerah dan Perusahaan Listrik Negera (PLN).
Namun, rupanya usaha mereka tidak diakomodir.
"Iya, kami sebelumnya berusaha meminta ke pihak PLN, supaya masyarakat di sana bisa menikmati juga listrik layaknya masyarakat di kota-kota. Tetapi permintaan kami tidak diakomodir," kata Muh Agung Pramana, Senin (20/3/2023).
Meski tak ada respon dari pemerintah, Agung bersama rekan-rekannya berusaha mencari solusi.
Dengan mengandalkan ilmu pengetahuan selama kuliah, mereka berhasil membantu warga.
"Saya bersama teman-teman, awalnya melakukan galang dana dan uang yang kita kumpul senilai Rp 30 juta. Setelah itu kami langsung terjun ke lokasi," turur mahasiswa kelahiran Enrekang ini.
Baca juga: Daftar Lokasi Pemadaman Listrik di Bulukumba, Sinjai, Bantaeng dan Jeneponto Sore Ini
Baca juga: PLN Minta Maaf Atas Pemadaman Listrik di Makassar dan Gowa, Apa Penyebabnya?
Di lokasi, mereka mulanya melakukan survei dan proses pengerjaan fisik memakan waktu sejak 26 Februari - 7 Maret 2023.
Adapun sarana pendukung lainnya adalah dengan mengandalkan turbin dan generator.
Agung mengatakan mereka juga memanfaatkan aliran air dari pegunungan.
"Aliran sungai yang berada di atas gunung itu kami buatkan jalur berupa irigasi, sebagian kami pakai pipanisasi," ujarnya.
Agung mengaku, PLTMH buatan mereka saat ini sudah dinikmati oleh sejumlah warga.
"Alhamdulillah, walau dengan kemampuan kami sangat terbatas hingga kurangnya modal. Setidaknya PLTMH ini bisa menampung tujuh rumah," ucapnya.
Dia berharap agar kedepannya pemerintah bisa memberikan fasilitas yang layak bagi masyarakat.
"Di sana, masih banyak yang belum menikmati listrik kak. Kemampuan sangat terbatas. Peran pemerintah harus ada," tandasnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.