Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Stadion Mattoanging Tak Kunjung Dibangun, Syamsuddin Umar Ingatkan Kewajiban Pemerintah

Namun, perjuangan PSM Makassar kurang mendapatkan dukungan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel maupun Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Saldy Irawan
Tribun Timur
Penampakan Stadion Mattoanging rata dengan tanah. Tahun ini pemprov Sulsel fokus pada pembangunan. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - PSM Makassar serasa berjuang sendiri mengharumkan nama Sulawesi Selatan (Sulsel) di kancah persepakbolaan Tanah Air.

PSM Makassar jadi tim favorit juara Liga 1 2022-2023. Pimpin klasemen dengan 62 poin.

Namun, perjuangan PSM Makassar kurang mendapatkan dukungan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel maupun Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar.

Markas Laskar Pinisi, Stadion Mattoanging, Makassar yang telah dirobohkan sejak 2020 tak kunjung dibangun.

Terpaksa Willem Jan Pluim cs harus terusir dari Makassar, kini bermarkas di Parepare, Stadion BJ Habibie.

Setiap kali bertanding di stadion berkapasitas 20 ribu penonton tersebut, para penggawa PSM Makassar harus menempuh jarak 155 kilometer dengan durasi 3 jam perjalanan darat.

Untuk latihan harus menumpang di kabupaten tetangga, Kabupaten Gowa.

Pengamat sepak bola, Syamsuddin Umar dengan prestasi diraih PSM Makassar saat ini, pemerintah harusnya sadar untuk bangun sarana dan prasarana olahraga.

Sebab, pemerintah memiliki kewajiban menyediakan sarana dan prasarana olahraga dalam meningkatkan prestasi cabang olahraga berdasarkan peraturan perundang-undangan.

 "Ada Inpres 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional. Salah satu dipersiapkan adalah sarana dan prasarana," terangnya.

Dalam Inpres tersebut tidak disinggung PSSI, artinya tugas sarana dan prasarana diberikan kepada pemerintah.

"Di Indonesia tidak ada klub yang punya stadion sendiri, semua stadion pemerintah. Pemerintah harus hadir, tapi jangan masuk di organisasi," ungkapnya.

"Sudah kewajiban pemerintah menyiapkan sarana dan prasarana sesuai yang tertuang di peraturan perundang-undangan," tegas mantan Kepada Dinas Pemuda dan Olahraga Sulsel ini.

Syamsuddin Umar menyebut, pemerintah yang ada di Sulsel harus menyadari bahwa sepak bola, apalagi PSM Makassar adalah simbol harga diri masyarakat Sulsel.

Itu merupakan kebanggaan dan siri na pacce masyarakat Sulsel.

"PSM Makassar itu di mana mana, tidak pandang siapa pelatih, siapa pemain, seluruh masyarakat Sulsel selalu ada. PSM Makassar adalah kebanggaannya," sebut pelatih yang bawa PSM Makassar juara Liga Indonesia 1999-2000 ini. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved