Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kasus Stunting

BKKBN: Kabupaten Barru Unggul dalam Penekanan Stunting di Sulsel

Penurunan stunting secara nasional di tahun 2022 mecapai 2,8 persen, sedangkan untuk Sulsel turun sebanyak 0,2 persen.

Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/MUHAMMAD RIFKI
Pembukaan secara resmi Rapat Kerja Daerah Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Selatan (Sulsel) oleh Staf Ahli Bidang Pemerintahan Sulsel, Andi Mappatoba, di Hotel Swissbel Makassar, Selasa (21/2/2023). Data BKKBN, Barru menjadi kabupaten yang unggul di Sulsel dengan total angka penekanan stunting mencapai 12,3 persen. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) targetkan percepatan penurunan angka stunting secara nasional sebesar 14 persen di 2024.

Hal tersebut dipaparkan dalam Rapat Kerja Daerah (rakerda) BKKBN Sulawesi Selatan (Sulsel) yang digelar di Ballroom Samalona Swiss-Belhotel Makassar, Jl Ujung Pandang, Bontoala, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Selasa (21/2/2023).

Dalam laporan yang dibacakan oleh Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel, Andi Ritamariani, penurunan stunting secara nasional di tahun 2022 mecapai 2,8 persen, sedangkan untuk Sulsel turun sebanyak 0,2 persen.

“Berdasarkan data prevalensi stunting tahun 2022, penurunan stunting secara nasional mencapai 2,8 persen. Awalnya 24,4 persen menjadi 21,6 persen. Untuk Sulsel turun 0,2 persen. Awalnya 27,2 persen menjadi 27,4 persen,” ujarnya.

Adapun data penurunan prevalensi stunting per-kabupaten/kota di Sulsel menurut Ritamarini, mencapai angka 12,3 persen dengan Kabupaten Barru sebagai yang unggul.

“Dari 24 kabupaten/kota, Barru menjadi kabupaten yang unggul di Sulsel dengan total angka penekanan stunting mencapai 12,3 persen, disusul Bone dengan 7,4 persen dan Palopo di urutan ketiga sebanyak 6,3 persen,” bebernya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, serta Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PMD, PPKB, PPPA) Kabupaten Barru, Jamaluddin mengatakan, terdapat dua upaya signifikan yang dilakukan dalam pencegahan stunting di Barru.

Upaya tersebut yakni, Pemerintah Desa Cegah Stunting (PD Magessing) dan yang kedua One Day One Egg.

“PD Magessing merupakan kebijakan pemerintah desa dalam percepatan pembebasan stunting yang berkolaborasi dengan tim Satuan Tugas (satgas) Percepatan Penurunan Stunting BKKBN Sulsel dan juga PPKB”, tuturnya.

Jamaluddin menambahkan, “selain itu, di Barru ada inovasi One Day One Egg yang merupakan program kolaborasi antar PKKB dengan Dinas Sosial berupa pemberian telur setiap harinya kepada warga, terkhusus anak-anak yang terindikasi stunting di Kabupaten Barru,” imbuhnya.

Baca juga: Buka Coaching Clinic Pengisian Webmon, Wabup Gowa Harap Sinergitas Penguatan Penanganan Stunting

Baca juga: Kerjasama Penurunan Angka Stunting, Unhas dan BKKBN Lakukan Penjajakan Kerjasama MBKM Mandiri

Pihak BKKBN Sulsel sendiri memiliki program yang dinamakan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) untuk mencegah stunting.

DASHAT merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting, melalui pemanfaatan sumber daya lokal yang dipadukan dengan kontribusi/kemitraan.

Adapun tujuannya untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat dalam rangka mempercepat upaya penurunan stunting melalui pendekatan upaya konvergensi kampung KB tingkat desa/kelurahan.

Sekadar diketahui, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved