Headline Tribun Timur
Arogansi Tim Pelatih Timnas Usik Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares
Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares, benar-benar tak sreg dengan perlakuan tim Pelatih Timnas Indonesia terhadap manajemen PSM..
Pelatih berusia 42 tahun ini tidak pernah disampaikan perkembangan pemainnya.
"Terkait persiapan mereka, saya tidak pernah dibagikan informasi terkait persiapan tim, apa yang mereka lakukan di sana, meskipun itu tetap pemainnya kita," kesalnya.
"Program latihan apa mereka lakukan di sana, apa mereka makan, bagaimana kondisi fisik mereka dan saya tidak pernah (dapat laporan)," tambah Tavares.
Hal yang membuat juru taktik berkebangsaan Portugal ini semakin naik pitam adalah cara komunikasi tim pelatih Timnas Indonesia.
Komunikasi dilakukan timnas Timnas Indonesia kepada timnnya, lewat Asisten Pelatih Timnas Indonesia kepada asisten pelatih PSM Makassar.
PSM Makassar sempat ingin memanggil Dzaky Asraf perkuat PSM Makassar lawan Persib.
Namun, tim pelatih Timnas Indonesia hanya membolehkan Dzaky ke PSM Makassar dengan sejumlah syarat.
"Saya pernah dihubungi komunikasi satu hal dari mereka dengan cara mereka. Saya dihubungi oleh asisten pelatih saya yang dihubungi oleh asisten pelatih mereka (Timnas Indonesia). Mereka berpesan, kalian bisa gunakan Dzaky di satu hari sebelum Persib. Kalian bisa gunakan Dzaky, tapi Dzaky harus tes fisik dulu di pagi hari, kalau setelah pertandingan Dzaky harus kembali ke Timnas," ucapnya dengan nada kesal.
"Saya bukan pelatih amatiran di sini, saya tahu pemain-pemain saya. Kita tahu kondisi fisik mereka, saya kira jenis komunikasi ini adalah jenis komunikasi tidak menghargai dan tidak punya respek terhadap kita," ucapnya.
Bayangkan kalau hal serupa saya lakukan kepada mereka. Bagaimana perasaan mereka.
"Kalau pun kita di posisi mereka, saya bilang ke asisten saya, ini coba kamu hubungi asisten pelatih Timnas, kita tidak kasi pemain kita. Kalian boleh ambil pemain, asalkan tes fisik dulu di PSM Makassar sehari jelang pertandingan World Cup. Setelah tes fisik, main di Timnas. Setelah itu kembali lagi. Bagaimana perasaan kalian, bagaimana perasaan saya," ungkap Tavares.
Padahal, menurut Tavares, klublah yang mengembangkan pemain, bukan Timnas.
Terlepas dari itu, ia tetap mendoakan yang terbaik bagi Timnas Indonesia.
"Tapi di atas semua itu, saya harap Timnas mendapatkan hasil yang bagus ke depannya. Namun, perlu saya sampaikan bahwa, PSM Makassar adalah klub yang mengembangkan pemain tersebut, bukan Timnas," sebut Tavares.
Mantan talent scouting FC Porto ini berikan contoh. Tiga pemainnya di awal kompetisi, Ricky Pratama, M Rafli Asrul dan Edgard Amping lebih banyak di Timnas. Mereka pun tidak bisa digunakan tenaganya.
Namun, sekarang ketiganya tidak dipanggil lagi ke Timnas Indonesia.
"Pemain yang mereka panggil sebelumnya yang tidak bisa berada di rezim latihan kita di awal liga, tidak bisa kita gunakan karena berada di Timnas setelah sekian lama, di mana mereka sekarang," tanyanya.
Tim pelatih Timnas Indonesia hanya mengambil pemain untuk latihan latihan latihan tanpa ada berbagi progres perkembangan.
"Mereka tidak pernah berbagi progres apa yang mereka lakukan dengan pemain ini.
Mereka cuma ambil pemainnya, latihan latihan latihan di sana, dan saya perlu sampaikan, bahwa pemain akan berkembang saat mereka punya menit bermain, dapat pertandingan kompetitif.
Saya ya tidak mendapatkan informasi tersebut dari tim teknis Timnas," tuturnya.
Tavares pun pertanyakan sikap komunikasi tim Pelatih Timnas Indonesia.
Mereka bisa ke Inggris untuk berkomunikasi dengan tim di sana untuk minta pemain, akan tetapi komunikasi dengan pelatih di Indonesia tidak jalan.
"Ini yang mau saya sampaikan, mereka bisa sampai ke Inggris bertemu dengan tim di sana untuk meminta pemain, tapi pelatih di Indonesia tidak jalan komunikasi. Ini saya pertanyakan," pungkas eks pelatih Helsinki IFK ini.
HL Tribun Timur edisi Minggu (19/2/2023). (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.