Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Forum Dosen Tribun Timur

Forum Dosen Soroti Sulsel Surplus Beras, Andi Suruji: Itu Proses Miskinkan Petani

Sulsel berada di peringkat pertama, jauh di atas Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Lampung.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Hasriyani Latif
Tangkapan layar YouTube Tribun Timur
Pemimpin Umum Tribun Timur Andi Suruji membahas tentang Sulsel di 2023 dari berbagai perspektif dalam Diskusi Forum Dosen Tribun Timur di Kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih, Makassar, Jumat (10/2/2023). Andi Suruji menyoroti posisi Sulsel sebagai daerah dengan surplus beras tertinggi. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Forum Dosen kembali berdiskusi di ruang Redaksi Tribun Timur, Jumat (10/2/2023).

Kali ini, jajaran akademisi membahas tentang Sulsel di 2023 dari berbagai perspektif.

Hadir diantaranya Ketua Forum Dosen Adi Suryadi Culla, Ketua TGUPP Suslel Prof Murtir Jeddawi, Pimpinan umum Tribun Timur Andi Suruji, Akademisi Unhas Prof Armin Arsyad hingga Prof Abrar Seleng.

Andi Suruji menyoroti posisi Sulsel sebagai daerah dengan surplus beras tertinggi.

Diketahui, surplus beras Sulsel mencapai angka 2,08 juta ton.

Sulsel berada di peringkat pertama, jauh di atas Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Lampung.

Andi Suruji menyebut surplus beras membuat petani makin miskin.

"Kemarin Pak Gubernur berbangga kita surplus beras sekian juta ton, saya colek apanya dibanggakan kak dengan surplus? Itu proses memiskinkan petani," tegas Andi Suruji.

"Semakin banyak beras surplus, makin miskin petani kita," lanjutnya.

Memperkuat hal tersebut, Andi Suruji meninjau data Badan Pusat Statistika (BPS).

Ia melihat nilai tukar petani tanaman pangan yang berada diangka rendah.

Baca juga: Syahrul Yasin Limpo Panen Raya Padi di Banten, Pastikan Stok Beras Aman hingga Lebaran

Baca juga: Mentan SYL Pastikan Kebutuhan Beras untuk DKI Jakarta dan Nasional Aman Hingga Lebaran Mendatang

"Saya pakai data BPS, coba lihat nilai tukar petani, sektor tanaman pangan tidak pernah 100 artinya petani tanaman pangan tekor," kata Andi Suruji.

"Indeks harga yang diterima petani selalu lebih rendah dari yang dikeluarkan petani," sambungnya.

Andi Suruji kemudian mempertanyakan efek kondisi surplus beras ini.

Ia menyebut harusnya Pemprov Sulsel menjadikan surplus ini sebagai momentun untuk memperkuat bargaining.

"Kalau kita surplus apa bargaining kita ke pusat? Sekadar bangga saja? Kalau saya jadikan bargaining, berapa banyak anggara aliran irigasi yang diberikan ke saya karena kita surplus beras," tegas Andi Suruji.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved