Headline Tribun Timur
Dokter dari Unhas ke Turki Hari Ini
Tim Dokter dari Unhas tersebut adalah dr M Harduian Bauski, dr Muh Phetrus Johan, dr M Sakti, dan dr Jauna Arifin.
"(Getarannya) sangat terasa sekitar dua sampai tiga menit kami menunggu di dalam ruangan, di bawah meja, tidak bisa keluar, karena guncangannya sangat besar," kata Winda.
Setelah tiga sampai lima menit, ia akhirnya bisa keluar dari kamar.mWinda mengungkapkan, saat ini semua mahasiswa di asramanya mengungsi di tempat yang aman.
Meski begitu, ia bersyukur asramanya tak mengalami kerusakan parah karena bangunan asrama itu aslinya merupakan shelter gempa.
"Tapi kami masih belum bisa masuk ke asrama sampai saat ini, karena ditakutkan adanya gempa susulan yang akan datang," tuturnya.
Winda juga menegaskan, semua aktivitas dihentikan termasuk perkuliahan, dan memperkirakan hal itu akan terjadi hingga beberapa hari ke depan.
Kini, Winda mengatakan dirinya mengungsi ke sebuah desa yang jauh dari pusat kota.
"Sekarang kami mengungsi di sebuah desa dan menjauh dari kota karena di kota banyak bangunan tinggi dan retak-retak, jadi kami diungsikan sementara," kata Winda.
Meski berada di desa, tetapi diungkap Winda mereka tak boleh berada di rumah. Mereka hanya diperbolehkan masuk ke rumah untuk mengambil makanan-makanan dan persediaan yang dibutuhkan selama mengungsi.
"Walaupun kami di desa tapi kami tidak boleh masuk ke rumah, takut ada gempa susulan datang. Kami hanya diperbolehkan masuk ke rumah 10 menit untuk mengambil makanan," lanjut Winda.
Sayangnya Winda dan pengungsi lainnya pun tak memiliki tempat untuk beristirahat, yang membuat mereka terpaksa harus berada di dalam mobil.
"Di sini suasannya hujan bahkan di beberapa tempat ada turun salju sehingga kami berada di mobil untuk menghangatkan tubuh," kata Winda.
Duta Besar Indonesia untuk Turki, Lalu M Iqbal mengatakan masih ada seorang ibu dan dua anaknya yang sampai saat ini tidak dapat dihubungi. Menurut Iqbal, seorang ibu dan dua anaknya itu tinggal di Antakya.
KBRI Ankara sudah mencoba menghubungi melalui simpul-simpul masyarakat Indonesia di sana dan menghubungi otoritas setempat. Namun belum membuahkan hasil sehingga tim masih mencoba memastikan lagi.
"Sampai saat ini belum berhasil kami hubungi tapi akan terus kami coba," kata Iqbal.
Di Diyarbakir juga ada dua orang pekerja spa yang belum berhasil dihubungi KBRI, bahkan rekan satu kerja belum bisa menghubungi keduanya.
Baca juga: Prabowo Subianto Teken Kerja Sama Pertahanan Indonesia dan Turki
Baca juga: Alasan Amerika Serikat Perbolehkan Jual Bebas Pil Aborsi, Bisa Dikirm via Pos
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.