Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Aturan Pakai Batik

Adi Suryadi Culla Dukung Aturan Pakai Baju Batik Lokal dan Songkok Recca Bagi Siswa

seluruh peserta didik pada satuan pendidikan SMAN / SMKN / SLBN Se Sulsel juga diimbau menggunakan pakaian batik bernuansa lokal daerah.

Penulis: Rudi Salam | Editor: Saldy Irawan
DOK TRIBUN-TIMUR.COM
Akademisi Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr Adi Suryadi Culla. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Dewan Pendidikan Sulawesi Selatan (Sulsel), Adi Suryadi Culla mengapresiasi aturan Dinas Pendidikan (Disdik) Sulsel terkait seragama siswa SMA sederajat.

Sebagaimana diketahui, Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Sulsel, Dr Setiawan Asad mengeluarkan surat edaran tentang aturan baru bagi guru ASN dan non ASN maupun siswa.

Ada dua aturan baru bagi ASN dan Non ASN, maupun siswa serta guru.

Yakni bagi guru dan pegawai ASN dan Non ASN pada Kantor Induk, Cabang Dinas Pendidikan wilayah serta pada satuan pendidikan SMAN / SMKN / SLBN Se Sulsel diwajibkan batik bernuansa lokal daerah.

Seragam ini digunakan khusus pada hari Kamis saja.

Namun, pakaian harus lengkap dengan penutup kepala bernuansa lokal.

Diantaranya seperti, passapu atau songkok recca.

Kemudian, seluruh peserta didik pada satuan pendidikan SMAN / SMKN / SLBN Se Sulsel juga diimbau menggunakan pakaian batik bernuansa lokal daerah.

Bedanya, siswa-siswi akan menggunakan pakaian ini pada hari Rabu dan Kamis.

Tak ketinggalan, pelajar juga harus memiliki penutup kepala bernuansa lokal.

Menurut Adi Suryadi Culla, kebijakan tersebut dinilai perlu untuk manampilkan kearifan lokal.

“Perlu ditampilkan memang (kearifan lokal) di setiap daerah,” kata Adi Suryadi, saat dihubungi Tribun-Timur.com, Selasa (7/2/2023).

Adi Suryadi menyebut, kebijakan tersebut bisa mendorong pendidikan karakter para siswa.

“Saya mendukung, ini bagus (kebijakan),” sebut dosen FISIP Unhas tersebut.

Lebih lanjut, Adi Suryadi mengatakan, kebijakan ini bukan hanya berlaku di Sulsel saja. Namun, di berbagai daerah juga sudah diterapkan.

“Ini untuk menghargai budaya dan nilai-nilai lokal. Ini bisa menjadi dasar pembentukan karakter,” kata Adi Suryadi.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved