Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Haul Akbar AGH Muhammad Nur

Salah satu agendanya berziarah di makam AGH Muhammad Nur yang merupakan mursyid tarekat al-Muhammadiyah di Makassar sejak 1958 hingga wafat 2011..

TRIBUN TIMUR/MUH HASIM ARFAH
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Dr Firdaus Muhammad MA 

Oleh: Firdaus Muhammad
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar dan Ketua Komisi Infokom MUI Sulsel

TRIBUN-TIMUR.COM - Keluarga Besar Tarekat al-Muhammadiyah As-Sanusiyah al-Idrisiyah memperingati haul akbar ke-12 Al-Allamah Nashirusunnah As-Syekh KH Muhammad Nur (1932-2011) pada Ahad 5 Februari 2023, bertepatan satu abad Nahdlatul Ulama dan Milad ke- III Majelis Ikhwan Tarekat al-Muhammadiyah di Masjid Raya Makassar.

Kegiatan tersebut dirangkaikan dengan kedatangan Syekh Prof Dr Sayyid Abdul Wahab Attazi, pemimpin tarekat al-Muhammadiyah Idrisiyah dunia dan Syekh Dato Muh. Fuad bin Kamaluddin Pemimpin Tarekat al-Muhamamdiyah Asia Tenggara.

Salah satu agendanya berziarah di makam AGH Muhammad Nur yang merupakan mursyid tarekat al-Muhammadiyah di Makassar sejak 1958 hingga wafat 2011.

Beliau dilahirkan di Langkeang, Maros, 7 Desember 1932. Riwayat pendidikannya, Sekolah Rakyat tahun 1942-1947 di Maros.

Langsung melanjutkan pendidikan di Makkah al-Mukarramah pada Madrasah Fakhriyah Utsmani Makkah tahun 1952. Kemudian madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Mekkah tahun 1955 dan Darul Ulum Addiniyah Saudi Arabiyah Mekkah tahun 1958.

AGH Muhammad Nur mengikuti pengajian tafsir, hadis, fikih dan kitab kuning dari tahun 1947 sampai 1958. Ijazah silsilah hadis diperoleh melalui; Asy-Syekh Hasan Al-Yamani, Asy-Syekh Sayyid Muhammad Amin Al-Kutuby, Asy-Syekh Alwi Abbas Al-Maliky, Asy-Syekh Ali Al-Maghriby Al-Maliky, Asy-Syekh Hasan Al-Masyath dan As-Syekh Alimuddin Muhammad Yasin Al-Fadany. Dari jalur ijazah silsilah ini kemudian diberi gelar Al-Allamah Al-Jalil KH. Muhammad Nur Al-Bugisy.

Keahliannya di bidang ilmu hadis tersebut juga diberi gelar Al-allamah Nashirus Sunnah, penjaga sunnah.

Baca juga: Era Dakwah Millenial, Yang Muda yang Berdakwah

Memperoleh gelar Asy-Syekh Fadhil dan mendapat sertifikat untuk mengajar di almamaternya, Madrasah Darul Ulum Ad-Diniyah, Mekkah.

Dalam bidang hadis berhasil memperoleh sanad hadis yang bersambung hingga rasulullah.

Selama 11 tahun mukim di Mekkah, seluruh aktivitasnya berkaitan dengan ilmu, menghafal al-Qur’an dan memberikan pengajian di Masjidil Haram.

Tahun 1958 kembali ke Makassar dan mempersunting Hj Fatimah. Mendirikan pesantren Ma`had Dirasatil Islamiyah wal Arabiyah (MDIA). bersama AGH Abd Kadir Khalid MA.

Prof Sayyid Aqiel Al-Mahdaly, salah seorang muridnya memberi gelar guru besar (professor) dan Doktor dianugerahkan tahun 2010.

Pengabdiannya, pimpinan tarekat al-Muhammadiyah al-muttabarah (1958-2011), dosen luar biasa UIN Alauddin dan UMI (1964), Direktur IMMIM (1971), Anggota DPRD Makassar (1971-1977) dan (1982-1987), Ketua MUI Sulsel (1985).

Sejumlah pengabdian lainnya menunjukkan dedikasinya pada dunia keilmuan. Menurut menantunya, Ust. Anwar Paraga pada Rabu, 1/2/2023, setiap saat membaca kitab, meja ruang tamu penuh kitab.

Memiliki banyak karamah, misalnya, jumatan di Mekkah dan
Makassar secara bersamaan sesuai kesaksian keluarga yang di Makassar dan di Mekkah.

Haul akbar dirangkai milad ke-3 Majelis Ikhwan Tarekat al-Muhammadiyah Indonesia.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved