Opini
Era Dakwah Millenial, Yang Muda yang Berdakwah
Dakwah Islam yang ramah sebagai konsep atau sebagai bentuk aktifitas, kini telah memasuki seluruh ruang lingkup kehidupan manusia..
Oleh: Muammar Tauhid
Mahasiswa S2 Konsentrasi Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar/Pengurus Pimpinan Pusat IPNU Bidang Dakwah dan Jaringan Pesantren
TRIBUN-TIMUR.COM - Dakwah Islam yang ramah sebagai konsep atau sebagai bentuk aktifitas, kini telah memasuki seluruh ruang lingkup kehidupan manusia.
Seluruh aspek kehidupan tidak mungkin dilepaskan dari sudut pandang dakwah itu sendiri.
Sorang da’I harus mampu mengembangkan diri dan memiliki bekal yang mumpuni tentang pemahaman agama Islam itu sendiri sebelum terjun langsung di dunia dakwah.
Sebab menjadi subjek dakwah bukanlah hal yang mudah, karena harus dibarengi dengan pandangan-pandangan keagaaman yang bersifat universal.
Apalagi tantangan saat ini bagi para da’I muda atau millenial perlu membangun stigma yang baik di tengah-tengah masyarakat dengan cara memberikan dakwah yang sejuk dan sesuai dengan kapasitasnya.
Hal yang sangat fundamental dalam kegiatan dakwah seorang da’I adalah materi dakwah, sehingga apa yang disampaikan mampu memberikan informasi keagamaan kepada para objek dakwahnya.
Seiring perkembangan zaman, materi dakwah yang disampaikan adalah bersumber dari ajaran Islam itu sendiri yang harus diimplementasikan kepada setiap pemeluknya baik yang berkaitan dengan masalah keimanan, ibadah, atau muamalah.
Bentuk penyampaian materi dakwah tidak hanya yang berkaitan dengan masalah hablumminallah saja. Tetapi juga hablumminannas yaitu hubungan manusia dengan sesame manusia.
Dalam era dakwah millenial, peralihan dakwah yang dulu hanya dilakukan melalui mimbar atau pengajian saja, kini sarana dakwah yang dapat digunakan bagi seorang da’I adalah media sosial.
Dakwah melalui media sosial ini salah satu inovasi terbaru dalam syiar agama Islaam kepada masyarakat dan memberikan kemudahan kepada da’I dalam melebarkan sayap-sayap dakwah itu sendiri.
Media sosial sebagai sarana dakwah merupakan sebuah kesempatan dan tantangan bagi para da’I untuk mengembangkan dan memperluas cakrawala dakwah.
Apabila diperhatikan, dalam komunikasi dakwah melalui media sosial mensyaratkan adanya interaksi sosial antara da’I sebagai komunikator dan tidak bertemu langsung , tetapi proses interaksi di dunia maya terjadi.
Boleh jadi interaksi sosialnya secara simbolik. Tetapi proses imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati dalam komunikasi
dakwah melalui media sosial itu terjadi.
Pemanfaatan media sosial sebagai media dakwah tentu akan memberikan penambahan dalam menyiarkan kegiatan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.