Pemilu 2024
Alasan Danny Pomanto Tunda Agenda Temu Akbar Bareng Relawan di Tokka Maros
Wali Kota Makassar Danny Pomanto menyampaikan menunda temu relawan atau temu komunitas yang diagendakan 28 Januari ini.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wali Kota Makassar Danny Pomanto menyampaikan menunda temu relawan atau temu komunitas yang diagendakan 28 Januari ini.
Pertemuan yang direncanakan berlangsung di Tokka Kabupaten Maros tersebut ditunda ke bulan Februari.
Kendati demikian, Danny Pomanto belum memastikan jadwal pasti agenda akbar bersama para komunitas tersebut.
"Ditunda, karena lokasi belum siap. Terus registrasi sudah mulai," ucap Danny Pomanto saat ditemui dikediamannya, Rabu (25/1/2023) kemarin.
Danny menegaskan, agenda ini berlangsung tertutup bahkan para relawan yang hadir tidak diperkenankan membawa handphone masuk di lokasi.
Danny khawatir, pembicaraan dalam agenda tersebut tersebar dan viral di sosial media.
"Kemungkinan itu tanpa hp orang masuk. Jangan sampai orang direkam-rekam baru viral. Dulu kan kita begitu. Kita kumpulkan 4000 orang tidak ada yang tahu," jelasnya.
Baca juga: Danny Pomanto Siap Tempuh Jalur Parpol Maupun Independen di Pilgub Sulsel
Baca juga: Trauma Proyek Gagal Tender, Danny Pomanto Non Job Kabag Pengadaan Barang Jasa
Dalam momentum tersebut ia akan memberikan arahan khusus, utamanya terkait pemilihan presiden.
Danny akan memberikan pandangannya terkait kriteria calon presiden yang baik untuk Indonesia.
"Klunya adalah baik untuk Indonesia, baik untuk Sulawesi Selatan, baik untuk Makassar. Baik untuk semua. Artinya, kita berjuang pilpres, untuk Makassar. Kita berjuang Gubernur untuk Makassar, untuk semua," bebernya.
Meski tak menyebut dengan gamblang terkait calon presiden yang akan didukung, namun Danny memberi sinyal untuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Ia menginginkan sosok yang merakyat, berasal dari kalangan atau orang biasa.
Menurut Danny, Ganjar adalah salah satu figur yang menarik, bahkan punya kesamaan dengannya.
Sama-sama merupakan orang atau warga biasa.
Ia juga tak mempermasalahkan jika kelak loyalisnya punya pilihan lain.
Danny menilai itu adalah hak setiap orang. (*)