Bincang Kampus
Ketua Himakis Unismuh Bicara Rasionalitas dan Emosional dalam Berorganisasi
Seorang wanita bisa menjadi pemimpin yang hebat jika diberikan ruang lebih untuk belajar.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sosok perempuan sebagai pemimpin kini sudah mulai banyak ditemukan.
Dalam kabinet kementerian saja, ada sosok Sri Mulyani, Retno Marsudi hingga Tri Rismaharini.
Ketua Himpunan Mahasiswa Ekonomi Islam (Himakis) Unismuh Rabiatul Adawiah pun membedah pandangan umum terkait perbedaan pemimpin pria dan wanita.
Menurutnya, seorang wanita bisa menjadi pemimpin yang hebat jika diberikan ruang lebih untuk belajar.
"Banyak yang bilang perempuan itu tidak bisa memimpin karena terlalu iba terlalu mengutamakan hatinya," jelas Rabiatul Adawiah dalam Bincang Kampus live di Youtube Tribun-Timur.com, Jumat (30/12/2022).
"Tapi kalau bagi saya kalau perempuan itu diberikan ruang untuk mereka belajar mereka justru bisa menyeimbangkan rasionalitas dan hatinya," sambungnya.
Wiwi sapaannya menilai dalam berorganisasi rasionalitas perlu dibarengi dengan emosional.
Sebab sisi emosional yang dapat menjaga mentalitas dalam menghadapi tantangan berorganisasi.
"Karena dalam berorganisasi tidak sepenuhnya hanya menggunakan rasional saja tapi kita perlu hati untuk melihat mentalitas masing-masing anggota gitu," katanya.
"Sebaliknya, jika lebih ke perasaan saja juga kurang baik karena kita punya sistem untuk dijalani," lanjutnya.
Dengan keseimbangan antara rasionalitas dan emosional, Wiwi mengaku bisa menjalankan roda organisasi dengan baik.
Karena rasionalitas akan menjaga berjalannya proses dialektika dan intelektual.
Sementara emosional berpengaruh akan rasa nyaman setiap anggota menjalankan tupoksinya dalam berorganisasi.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Faqih Imtiyaaz