Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Literasi Ulama

100 Tahun H Fadeli Luran

H Fadeli Luran dikenal sebagai tokoh Islam yang memiliki orientasi mempersatukan umat, mewujudkan ummatan wahidah.

Editor: Hasriyani Latif
DOK TRIBUN TIMUR
Firdaus Muhammad dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin dan ketua Komisi Infokom MUI Sulsel. Firdaus Muhammad penulis Literasi Ulama Tribun Timur berjudul '100 Tahun H Fadeli Luran'. 

Oleh:
Firdaus Muhammad
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin dan Ketua Komisi Infokom MUI Sulsel

TRIBUN-TIMUR.COM - Haji Fadeli Luran lahir tahun 1922 dan tahun 2022 ini diperingati hari kelahiranya ke-100
tahun.

Kegiatan tersebut digelar pada Rabu, 30 November 2022 di Gedung IMMIM Jl Sudirman sekaligus peresmian Islamic Center dan IMMIM Institute.

Walikota Makassar Moh. Ramdhan Pomanto yang membuka acara tersebut didampingi Ketua Umum Yasdic IMMIM M. Ridwan Abdullah.

H Fadeli Luran dikenal sebagai tokoh Islam yang memiliki orientasi mempersatukan umat, mewujudkan ummatan wahidah.

Kehadirannya sebagai tokoh pemersatu, beliau berhasil menghimpun berbagai kelompok yang berseteru karena perbedaan ideologis.

Obsesinya semata ingin melihat umat menyatu dalam pengembangan syiar Islam. H. Fadeli Luran memiliki kewibawaan sehingga dipercaya banyak kalangan.

Berbekal kepercayaan itu, beliau akhirnya cukup berjasa dalam membesarkan sejumlah lembaga pendidikan, lembaga dakwah, rumah sakit Islam dan lembaga sosial keagamaan lainnya.

Beliau dilahirkan di Enrekang, 22 Januari 1922, tepatnya di Dusun Bampu, Desa Talaga.

Lahir dari keluarga terpandang meski berada di pegunungan. Masyarakatnya hidup sederhana tapi dikenal religius.

Fedeli Luran merupakan anak kedua dari pasangan H. Luran dan Hj. Rawe. Di mata kedua orang tuanya, beliau dikenal cukup cerdas dan pemberani serta berbudi luhur.

Selain orang tua, Fadeli Luran juga mendapat bimbingan agama dari gurunya, mengaji al-qur’an, tajwid, hingga barazanji.

Adalah Wa’ Baco, guru mengajinya, kadang menjadikannya sebagai asisten karena memiliki kemahiran lebih menonjol dari teman yang lain.

Situasi politik turut menghalangi proses pendidikannya, pernah berbisnis lalu berkiprah di militer.

Tak pelak lagi, Fadeli Luran akhirnya dikenal sebagai pebisnis, politisi, dan bergiat di bidang dakwah.

Kiprahnya di bidang dakwah dan sosial keagamaan lainnya, memiliki relasi dan pola komunikasi yang baik sehingga berhasil menjembatani perbedaan pendapat.

Misalnya, beliau pernah mengantar Buya Hamka yang merupakan tokoh Muhammadiyah ke dalam komunitas NU.

Komitmen mempersatukan umat tampak saat mendirikan IMMIM tahun 1964 dan Pesantren IMMIM tahun 1975, setahun kemudian mendirikan Rumah Sakit Islam Faisal, 1976.

Beliau juga turut membesarkan UMI. Bergabung dengan Masyumi.

Alasannya, partai itu satu-satunya partai Islam yang menjadi alat politik untuk berdakwah sehingga memiliki hubungan persahabatan tokoh sekaliber Muh. Natsir.

Kekuatan jaringan dengan kalangan ulama, cendekiawan, pengusaha, pensiunan militer dan pejabat menjadi modal mewujudkan gagasan besarnya menyatukan umat melalui IMMIM.

Bersama Dg. Patompo dan Andi Baso Amir serta pelbagai kalangan, berhasil mendirikan Ikatan Masjid Mushalla Indonesia Makasar, kelak berganti menjadi Muttahidah, (IMMIM) pada 1 Januari 1964 M/ 16 Syawal 1383 H. tahun 2022 ini, Fadeli Luran genap berusia 100 tahun.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved