Tribun Lutim
Luwu Timur Komitmen Sukseskan Kurikulum Merdeka, Kadis Pendidikan: Berat Itu Implementasinya
Pemerintah Kabupaten Luwu Timur telah menandatangani MoU dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, terkait implementasi kuriku
Penulis: Ivan Ismar | Editor: Muh Hasim Arfah
Di sebagian daerah tersebut, katanya, banyak kepala sekolah yang menjadi guru biasa, sehingga anjlok produktivitasnya.
"Mereka sudah kurang bersemangat untuk mengembangkan diri lagi," imbuh dia.
Kendala lainnya adalah, partisipasi orang tua murid di wilayah itu nyaris tidak ada. Pasokan listrik dari PLN yang kadang-kadang putus tiba-tiba juga menjadi salah satu kendala yang sangat mengganggu.
"Jika sementara login atau melakukan pembelajaran, tiba-tiba listrik padam maka apa yang kami kerjakan menjadi sia-sia," kata peserta.
Masalah yang terungkap dalam kegiatan ini dirangkum narasumber Jamaluddin, untuk mencari solusi mengatasi setiap permasalahan.
Termasuk membuat aksi nyata yang belum dipahami. Mereka juga dimotivasi agar bisa menjadi motor penggerak di sekolah masing-masing.
Bahkan di sekolah lain di wilayah kerjanya untuk menyukseskan implementasi kurikulum merdeka jalur mandiri ini.
Baca juga: Penetapan Calon Wakil Bupati Kembali Tertunda, Tokoh Pemuda Lutim: Ciderai Hak Konstitusional Rakyat
Peserta PKBM Buludeceng Sunarto, mengaku bersyukur mendapat pencerahan untuk implementasi kurikulum merdeka ini.
"Sebelumnya, kami ini ibarat bus malam yang berjalan tanpa lampu penerangan, sekarang kami sudah paham dan merasa ikut terpanggil untuk mengimplementasikan ilmu yang kami peroleh hari ini," katanya.
Dia berharap, tim dari Balai Besar Guru Penggerak Sulsel terus memantau perkembangan dan memberi arahan agar tujuan pendidikan tercapai.
Guru SD 194 Maleku Mangkutana, Damaris pendampingan ini membuka wawasannya tentang implementasi kurikulum merdeka.
"Sebelumnya kami tak paham sama sekali apa itu kurikulum merdeka. Tetapi sekarang wawasan kami sudah terbuka," katanya.(*)