Ismail Bolong
Pengakuan Berubah-ubah, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Perintahkan Tangkap Ismail Bolong
Listyo Sigit Prabowo ingin mempertegas pengakuan Ismail Bolong soal dugaan hasil tambang ilegal yang disebutkan mengalir ke Kabareskrim
Dan oknum Paminal Mabes Polri saat itu, kata Ismail, akhirnya memutuskan membawa saya ke salah satu hotel di Kota Balikpapan.
Sampai di hotel yang dimaksud, dirinya mengaku sudah disodorkan kertas testimoni untuk dibacakan.
"Ada kertas, sudah ditulis tangan dan direkam melalui hape anggota Mabes Polri itu," akuhnya.
"Jadi dalam hal ini, saya klarifikasi bahwa saya tidak pernah memberikan uang kepada Kabareskrim, apalagi pernah ketemu pak Kabareskrim," jelasnya.
Ismail pun menceritakan tekanan via telpon yang diduga dilakukan Brigjen Pol Hendra Kurniawan yang saat itu menjabat Karopaminal.
"Saya ditelpon tiga kali melalui anggota Paminal Mabes, 'Kamu harus bikin itu testimoni', saya tidak bisa bicara waktu itu di Polda. Akhirnya pindah ke hotel," tuturnya
Di hotel sudah kata dia, sudah ada kertas untuk dibaca dan isinya itu (video beredar pengakuan Ismail menyetor hasil tambang ke Kabareskrim).
Setelah video pengakuan itu direkam utusan Karo Paminal Mabes Polri, dirinya yang tertekan pun memutuskan untuk mengajukan permohonan pensiun dini.
"Dengan adanya kejadian intimidasi dari pak Hendra, akhirnya saya memutuskan pensiun dini pada bulan April dan disetujui pada Bulan Juni," bebernya.
Sebelumnya, Beredar video pengakuan seorang pria bernama Ismail Bolong (46) yang mengaku menyetor sejumlah uang ke Kabareskrim.
Mantan bintara intel polisi di Balikpapan, Kalimantan Timur, Haji Ismail Bolong, bikin heboh, awal November 2022 ini.
Kepada Tribun, Ismail Bolong mengaku, video itu direkam Polri, medio Februari 2022 lalu di sebuah hotel berbintang di Kota Balikpapan.
"Itu terpaksa saya baca karena ditekan, diancam oleh jenderal Hendra (Brigjen Pol Hendra Kurniawan) dari Propam,".
Baginya, testimoni itu bukan inisiatifnya.
"Lima jam saya dipaksa bikin testimoni di Mapolda (Kaltim), dari jam 22.00 sampai jam 2 subuh. Saya tak bisa bicara. Lalu saya dibawa ke lantai 16 hotel, sudah ada kertas dengan tulisan yang harus saya baca, sampai jam 3 subuh."