Teropong
Koddala’
Ketika seseorang melihat sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya, maka dikatakan koddala’na.
Rupanya sang penjual sayur ini senang mengomentari pelanggannya.
Ada-ada saja yang dikomentarinya, mulai bentuk tubuh hingga make-up seseorang.
Mulutmu adalah harimaumu, begitu kata bijak yang mesti dilakoni. Karena mulut, badan binasa.
Karena mulutnya yang asal omong, akhirnya sang pelanggan memutuskan untuk berhenti membeli sayur.
Menurut salah seorang teman-pendidik- di program studi manajemen mengatakan bahwa “lebih sulit mempertahankan seorang pelanggan daripada mencari calon pelanggan baru”, katanya berteori.
Negeri ini dibangun di atas cucuran keringat dan tetesan darah hingga nyawa dipertaruhkan.
Negara mempunyai kewajiban menjadikan rakyatnya sejahtera lahir batin dalam suasana aman dan nyaman.
Rakyat merasa bebas berusaha memenuhi hajat hidupnya.
Jangan sampai terjadi rakyat sendiri diabaikan sementara ‘rakyat yang lain’ justru dimanjakan dengan segala fasilitas.
Rakyat kita dianggap tidak memiliki kemampuan dan keterampilan yang memadai untuk sebuah proyek negara.
Untuk mengatasi keadaan tersebut, maka didatangkanlah tenaga kerja asing yang konon memang dipersiapkan untuk proyek tersebut.
Terlebih lagi jika dana pembangunan itu bentuk pinjaman, maka biasanya mengikuti persyaratan tenaga mereka juga mesti dimanfaatkan.
Hari ini, proyek-proyek besar di tanah air yang dalam bentuk pinjaman atau investasi jangka panjang dikuasai pihak asing.
Kalau toh, pelibatan rakyat kita, paling mereka hanya bermain di kelas pekerja kasar yang paling rendah.
Komitmen kebangsaan untuk negeri ini perlu diresapkan ke dalam hati sanubari pemimpin ataupun penguasa.