Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Viral Pemuda Tertusuk Keris Saat Angngaru Tarian Tradisonal Bugis-Makassar, Tetap Selesaikan Tugas

Netizen menyebut nama pemuda yang Angngaru tersebut adalah Andi Bunging warga Moncongloe, Maros.

Editor: Ansar
Kolase Tribun-timur.com/Helo
Video seorang pemuda yang sedang Angngaru viral lantaran bagian dadanya tertusuk keris, viral. Netizen menyebut nama pemuda yang Angngaru tersebut adalah Andi Bunging warga Moncongloe, Maros. Belankangan pemuda yang disebut meninggal tersebut mengklarifikasi video yang beredar. 

Boddonk sapaan akrabnya mengatakan, kemungkinan teknik mangaru pria tersebut tidak maksimal sehingga tertusuk keris.

"Kemungkinan pakai teknik. Tapi dia ikuti irama gendang. Makanya begitu," kata dia.

Ulla dari Sanggar Seni Moncongloe Lappara juga tidak mengetahui sosok pria tersebut.

"Kabarnya orang Perumnas Tumalia," kata Ulla.

Dirangkum dari berbagai Sumber, tradisi Angngaru’ yang terun temurun menjadi budaya leluhur bagi suku Bugis-Makassar, sangatlah kental pada masanya.

Angngaru ini biasanya dilakukan pada saat penyambutan tamu dan pesta adat, seperti pernikahan dan pesta adat lainnya yang bersifat seremoni.

Angngaru berasal dari kata dasar aru, yang artinya adalah sumpah.

Jika diartikan, angngaru merupakan ikrar yang diucapkan orang – orang Gowa pada jaman dulu.

Tradisi ini biasanya diucapkan oleh abdi raja kepada rajanya, atau sebaliknya, oleh raja kepada rakyatnya.

Sebagai syair tua yang didalamnya terdapat makna filosofi diantaranya prinsip kesungguhan, kerelaan, keihklasan, patriotisme, pantang menyerah, dan pengabdi yang dapat dipercaya serta amanah pada tanggungjawab dalam setiap gubahan syairnya.

Aru’ juga diyakini mengandung nilai spiritual, dalam artian Aru’ harus diungkapkan dan dilaksanakan dengan jiwa yang sungguh-sungguh.

Syair Angngaru’ merupakan suatu susunan sastra dalam bahasa Makassar, yang diisi dengan kalimat – kalimat sumpah setia yang penuh keberanian, diucapkan oleh salah seorang tobarani di hadapan Raja.

Selain itu, sebagai ritual menyampaiakan simbol jaminan keselamatan dan kenyamanan selama sang tamu yang disambut selama mengunjungi dan berada di tempat tertentu.

Selain itu, tradisi pada jaman dahulu, dilakukan sebelum prajurit berangkat ke medan perang.

Para prajurit terlebih dahulu harus mengucapkan sumpah aru (sumpah setia) di depan sombayya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved