Dinding Mapolres Luwu Dicoret
Polres Luwu Dicoret Sarang Pungli, Pengamat Sebut Ini Isyarat Perbaikan untuk Polri
Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar itu mengatakan tulisan sarang pungli harus menjadi perhatian di semua jajaran Polri.
Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pengamat Politik Arqam Azikin turut menanggapi coretan di Polres Luwu yang bertuliskan sarang pungli.
Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar itu mengatakan tulisan sarang pungli harus menjadi perhatian di semua jajaran Polri.
"Sesuai penekanan Presiden Joko Widodo pada pertemuan perwira tinggi dan menengah seluruh Indonesia, dari pejabat tinggi Mabes Polri, Kapolda, serta Kapolres," katanya, Minggu (16/10/2022).
Ia menyebutkan dalam pengarahan presiden, ada sekitar 29,7 persen persepi kasus pungli sebagai keluhan masyarakat.
Arqam Azikin menilai tulisan sarang pungli yang dilakukan oknum polisi menandakan ada kasuistik aspirasi masyarakat dalam hal perbaikan kinerja Polri untuk mengangkat kembali kepercayaan publik.
Progres perbaikan image polri di mata publik, kata dia, sudah menjadi tanggung jawab moral segenap komponen bangsa guna perbaikan kinerja kepolisian ke depan.
"Momentum strategis 2022 ke 2023, sudah tepat penegasan presiden untuk lebih memperhatikan keluhan-keluhan masyarakat guna memantapkan metode dan strategi evaluasi serta program pelayanan akan responsif institusi Polri di tengah masyarakat kita," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan Personel Polres Luwu inisial HR mengakui bahwa dirinyalah yang mencoret dinding Polres Luwu dengan tulisan 'Sarang Korupsi dan Pungli'.
Melalui pesan WhatsApp beberapa saat sebelum diamankan Provost Polres Luwu, HR membenarkan perbuatannya.
Ia menegaskan dirinya tidak asal bicara dan akan membuktikannya.
"Apa yang saya lakukan saya buktikan, saya juga tidak asal bicara," tulis HR saat dikonfirmasi sesaat sebelum diamankan oleh anggota Provost Polres Luwu, Sabtu (15/10/2022).
Kapolres Luwu AKBP Arisandi mengatakan HR kini telah diamankan
"Dia sudah mengakui perbuatannya, menggunakan pylox warna merah dan hitam menulis di dinding Mapolres (Luwu)," katanya.
Menurut Arisandi, HR diduga mengalami gangguan kejiwaan sehingga berbuat seperti itu.
Itu dibuktikan dengan hasil rekam medis dari dokter ahli jiwa bernama dr Alviah Haeruddin.