Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Alasan Lengkap Polisi Tembakan Gas Air Mata di Tengah 42 Ribu Penonton Kanjuruhan, Kehabisan Oksigen

Polisi nekat melepaskan tembakan air mata hingga jadi penyebab para penonton kewalahan untuk meloloskan diri keluar dari stadion.

Editor: Ansar
Kolase TribunTimur.com
Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat dan tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timir. Kepolisian mengungkap awal mula tragedi di Stadion yang menewaskan lebih dari 100 orang setelah jadi pertanyaan. 

Presiden Jokowi juga memerintahkan PSSI menghentikan sementara gelaran Liga 1 hingga investigasi, evaluasi, dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan.

Presiden Jokowi mengatakan telah meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa untuk memonitor penanganan medis bagi korban di Rumah Sakit.

“Agar mendapatkan layanan terbaik,” tuturnya.

Presiden menyesalkan terjadinya tragedi tersebut.

Kepala Negara berharap peristiwa di Malang ini menjadi yang terakhir dalam dunia sepakbola di Tanah Air.

“Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yang akan datang, sportivitas, rasa kemanusiaan dan rasa persaudaraan bangsa Indonesia harus terus kita jaga bersama,” ucapnya.

Kapolri janjikan investigasi tuntas

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan kepolisian saat ini sedang mendalami kasus tersebut.

"Penembakan gas air mata, tim akan mendalami terkait SOP dan tahapan-tahapan yang dilakukan oleh satgas atau tim pengamanan yang melaksanakan tugas saat pertandingan," ujarnya dihadapan awak media di depan RSUD Kanjuruhan, Malang, Minggu (2/10/2022) malam.

Sementara ini, berdasarkan informasi yang dihimpun pihaknya, pembubaran massa suporter yang ricuh kemarin, dilakukan menggunakan metode gas air mata.

Hal itu semata dilakukan petugas untuk melakukan pengamanan dan penyelamatan terhadap perangkat pertandingan; official kedua tim sepakbola yang saat itu, menjadi sasaran amukan suporter.

"Dapat informasi-informasi terkait upaya-upaya penyelematan pemain dan official Persebaya dan Arema, semuanya akan didalami," jelasnya.

Kesemuanya itu, lanjut Listyo Sigit, akan menjadi bagian utuh dalam proses investigasi atas kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang tersebut, hingga mengakibatkan korban jiwa.

"Dan ini akan jadi satu bagian yang kami investigasi secara tuntas, baik dari penyelenggara dan pengamanan dan pihak-pihak yang perlu dilakukan pemeriksaan untuk menuntaskan peristiwa dan siapa yang harus bertanggung jawab.

Tentunya kalau memang diproses nanti akan diketahui," kata dia.

(Tribun Network/ayu/fik/igm/mam/wly)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved