Alasan Lengkap Polisi Tembakan Gas Air Mata di Tengah 42 Ribu Penonton Kanjuruhan, Kehabisan Oksigen
Polisi nekat melepaskan tembakan air mata hingga jadi penyebab para penonton kewalahan untuk meloloskan diri keluar dari stadion.
TRIBUN-TIMUR.COM - Tragedi Kanjuruhan Malang, Jawa Timur usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam masih jadi sorotan.
Polisi nekat melepaskan tembakan air mata hingga jadi penyebab para penonton kewalahan untuk meloloskan diri keluar dari stadion.
Akibatnya lebih dari 100 orang meninggal, termasuk polisi dan anak-anak.
Kepolisian mengungkap awal mula tragedi di Stadion yang menewaskan lebih dari 100 orang setelah jadi pertanyaan.
Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat mengatakan pertandingan awalnya berjalan lancar dan aman hingga 90 menit wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir.
Namun situasi berubah saat ada beberapa penonton dari arah tribun merangsek masuk ke dalam lapangan dengan cara melompati pagar pembatas stadion.
Mereka lalu mengerubuti para pemain Arema FC dan petugas kepolisian berusaha melakukan penghalauan.
Jumlah penonton yang masuk ke lapangan kemudian semakin banyak dan mencapai ribuan.
"Aparat sempat mencegah, karena mereka mengerubuti pemain Arema FC lalu dihalangi petugas," kata Kapolres, Minggu (2/10/2022).
Tidak hanya itu, lanjut Kapolres, suasana semakin tidak kondusif, ribuan penonton yang berada di tribun kemudian berusaha merangsek keluar stadion berebutan di beberapa pintu keluar.
"Kemudian ada yang mau keluar stadion berebutan keluar stadion berdesak-desakan dan terinjak-injak," kata Kapolres.
Kapolres menjelaskan dari keterangan panitia pelaksana pertandingan saat pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan ada 42 ribu penonton yang hadir.
"Ada kurang lebih 42 ribu penonton yang hadir," ujar Kapolres.
Dalam video kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang sempat terlihat semburan gas air mata yang pekat dan membuat ribuan orang di tribun penonton kalang kabut tunggang langgang lari ke sana ke mari.
Hal itu kemudian yang dianggap menjadi pemicu banyaknya korban tewas karena semua hendak menyelamatkan diri dari serangan gas air mata menuju keluar stadion.