Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Abdul Gafar

Opini Abdul Gafar: Kontra

Kehidupan ini menjadi indah karena adanya perbedaan yang terjadi di dalam kehidupan kita..

Dok Pribadi
Abdul Gafar, Dosen Ilmu Komunikasi Unhas Makassar 

Apakah pemerintah yang ngotot ataukah parlemen yang pasrah saja menerima usulan dari pemerintah ?

Terdapat kelompok masyarakat sempat menolak undang-undang tersebut. Muncul demonstrasi di berbagai tempat. Hasilnya : gagal menolak undang-undang tersebut akhirnya jalan juga ! Mau dilawan ? Hitung-hitung deh.

Hidup memang pilihan yang harus dijalani. Apakah itu nantinya akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan ataukah melenceng jauh dari sasaran. Itulah dunia, tempat menaruh harapan untuk masa depan.

Tempat yang dipenuhi oleh sikap spekulatif.

Untung atau rugi. Berhasil atau gagal.Menang atau kalah.

Naik atau turun. Sejumlah hal yang bisa bersifat kontra menyelimuti sisi perjalanan kehidupan kita dalam berbagai kategori.

Dalam mengisi kehidupan ini kita harus pandai-pandai dalam menggapainya. Putra penulis Muhammad Sholahuddin Gafar (3 tahun) pernah bertanya kepada kakak sepupunya –Dewy Rahayu- “apakah itu dunia ?” Sang kakak dengan spontan tertawa bertanya balik : “ada apa dengan dunia ? “

“Kau sekarang kejar akhirat ya ?” Ah jelek, banyak setan, gendruwo, kuntilanak”, begitu katanya lagi. Rupanya sang anak ini senang menonton lewat youtube tentang makhluk halus tersebut.

Bahkan kasus-kasus yang cukup menghebohkan dan membingungkan masyarakat tentang berita Sambo sempat diikutinya. Suatu ketika ia bertanya : “Pak, di mana rumahnya Putri dan Sambo ?”

“Memang ada urusan apa kamu dengan mereka ?” Hehehe sekecil ini perhatiannya sudah cukup serius menonton youtube.

Sangat kontras antara umurnya dengan apa yang diamatinya.

Beberapa hari ini pergerakan kita cukup mengalami kesulitan di jalan. Kondisi ini sebagai akibat kebaikan pemerintah mencabut subsidi terhadap BBM seperti pertalite dan solar. Pro-kontra terjadi dalam masyarakat.

Seorang pejabat walikota dalam sebuah berita menganggap kenaikan itu wajar, karena memberikan kesejahteraan bagi masyarakat mendapatkan kompensasi.

Daripada memberi subsidi kepada BBM, lebih menguntungkan katanya diberikan kepada masyarakat miskin. Begitu kalkulasi sang pejabat kita.

Kontra pendapat dengan mahasiswa atau kelompok lainnya.

Situasi pro-kontra masih terus berlangsung. Adakah harga BBM mampu diturunkan dengan aksi demo ini ?

Tampaknya situasi keras akan dilawan dengan kekerasan pula. Begitukah ???. (*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved