Opini Tribun Timur
Kita dan Sosial Media
Sosial Media adalah a unique and dynamic medium, menghubungkan manusia seluruh dunia tanpa batas, tanpa harus ketemu langsung.
Apalagi data dari ICT Research - Consulting 2020 menunjukkan, ada 77,9 juta warga Jepang tercatat pengguna media sosial. LINE sangat populer. Twitter juga sangat populer, mencapai 45 juta pengguna dan terbanyak kedua setelah Amerika Serikat.
Sulit menemukan kajian resmi mengapa waktu bermedsos Jepang rendah. Tapi dua indikasi sehari sehari bisa saya rasakan yang mungkin saja sebagai alasan. Pertama, tuntutan konsentrasi dan disiplin menggunakan waktu kerja.
Ketika masuk jam kerja, langsung ibarat `switch on`, tidak ada tema lain selain urusan kerja, Tidak ada kesempatan untuk obrolan ngolor ngidul.
Perangkat komunikasi pun kadang tidak tersentuh. Kedua, juga sangat banyak momen aktifitas keseharian yang menuntut manner etika mematikan handphone, atau setidaknya silent mode.
Misalnya meeting, ceremony, acara sekolah dan banyak lagi. Dan umumnya mereka cukup patuh dengan norma itu.
Bagaimana dengan Indonesia? Waktu penggunaan internet kita masuk ranking 10 tertinggi dengan rata rata 8 jam 8 menit perhari.
Media sosial kita juga sangat aktif, berada di ranking 10 tertinggi dengan rata rata penggunaan sekitar 3 jam 19 menit. Kita selayaknya bersyukur besarnya potensi ini. Bisa promosi, update informasi, bisa sling bantu, juga connected with people from anywhere in the world.
Inilah wajah Indonesia baru yang struktur demografi penduduknya didominasi ‘digital native’ yakni anak muda lahir tumbuh bersamaan teknologi digital. But social media has its advantages and disadvantages.
Mari hindari menjadi adiktif, waktu potensial terbuang percuma, atau justru jadi arena penyebaran informasi tidak valid. Juga, jangan sampai merusak efektifitas, efektifitas dan produktifitas kerja kita.(*)