Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Permainan tradisional

Permainan Tradisional Bugis-Makassar yang Memerlukan Tubuh Prima

Selain seru permainannya, permainan ini juga mempunyai manfaat lebih besar karena mampu membantu anak untuk berkonsetrasi.

Sanovra/tribun-timur.com
Warga bermain permainan tradisoinal Bugis Makassar. Permainan Lompat tali dalam bahasa Makassar disebut permainan Lambasena. 

Uniknya, para pemain tidak menendang bola langsung dengan kaki, melainkan menggunakan tongkat serupa dayung.

Pemain dan pemain lawan pasangannya pun bermain dengan punggung yang saling menempel.

Ya, Bu’uh Rawe adalah permainan yang tercipta di kalangan anak-anak nelayan Bugis-Makassar di pesisir pantai.

Dulunya, permainan ini dimainkan oleh para nelayan yang tengah dilanda kebosanan saat berada di atas perahu yang terombang-ambing di tengah laut.

Bolanya dibuat dari tempurung kelapa agar mengambang bila jatuh ke laut.

Seperti sepak bola, Bu’uh Rawe pun punya aneka tata cara permainan, yang apabila dilanggar, dikenakan sanksi.

“Jika pemain mengambil bola tanpa dayung dan menggunakan kaki, itu pelanggaran. Pemain juga akan kena penalti itu jika bola kena kaki, atau kena batas gawang,” tutur Daeng Achi sang wasit.

Permainan akan berlangsung selama 3 babak. Masing-masing babak berlangsung selama 5 menit.

Tiap berganti babak, tim pemain akan berganti gawang.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved