Headline Tribun Timur
Lagi, Sabu Malaysia ‘Ganyang’ Sulsel
Dulu hanya gaya hidup. Dijadikan gayagaya-an kaum berduit. Sekarang narkoba sudah dijadikan sumber mata pencarian.
Dari hasil temuan itu, pihaknya kemudian melakukan rangkaian penyelidikan.
Kapolsek Kawasan Pelabuhan Nusantara Parepare, AKP Syukri Abdullah, mengatakan pihaknya masih mengembangkan temuan sabu tersebut.
Kepolisian juga masih mengejar pelaku yang diduga pemilik barang harap tersebut, dimana pelaku itulah yang meminta bantuan dua buruh mengangkut sabu untuk keluar dari area pelabuhan.
“Masih kita kejar pelaku yang meminta dua buruh itu mengangkat dua ember cat besar yang di dalamnya berisi 11 kilogram terbungkus bungkusan cat merek Guanyingwan,” jelasnya.
Di Makassar, polisi hanya mampu mengamankan 7,4 kg sabu Malaysia.
Seberat 2,6 sabu telah digayang warga. Sabu seberar 7,4 kg diamankan di Jl Maccini dan Jl Tidung, dua pekan lalu.
Hanya Kurir
Jamil mengatakan, sejauh ini polisi hanya sibuk menangkap kurir narkoba.
“Semua yang tertangkap, tidak lebih dari kurir. Pelaku utama dan pengusahanya belum ditemukan,” ujar Jamil.
Jamil mengatakan, sumber narkoba itu dari Tawau Malaysia.
Kemudian dikirim terlebih dahulu ke Kalimantan Utara, Nunukan, Tarakan, kemudian ke Parepare.
Sejauh ini, polisi baru mengamankan dua buruh panggul di Pelabuhan Nusantara, masing-masing Hasan dan Alchalip.
Mereka diamankan karena mengangkut 11 paket sabu seberat 11 kg, yang disimpan dalam ember cat.
Kapolsek Kawasan Pelabuhan Nusantara (KPN) Kota Parepare, Iptu Sukri Abdullah, menjelaskan, berdasarkan rekaman CCTV, pihaknya masih terus melakukan pencarian terhadap pria yang diduga membawa sabu-sabu tersebut.
Menurut polisi, Alchalip, buruh panggul yang diamankan, mengaku tidak tahu menahu terkait barang yang dipanggulnya keluar dari kapal.
“Saya ditawari Rp200 ribu pak, ketemu saja di atas kapal, kalau dari bahasanya, logat Malaysia,” ujar Alchalip.
Selengkapnya baca HL Tribun Timur edisi Selasa (26/7/2022). (*)
