Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Headline Tribun Timur

Makassar Terkepung Macet, Jembatan Barombong Menunggu Kembaran

Kemacetan sumber mubazir. Waktu dan bahan bakar terbuang percuma. Polusi udara semakin menebal. Emosi pun kian meninggi.

SANOVRA/TRIBUN TIMUR
Kondisi Jembatan Barombong terekam kamera drone Kecamatan Tamalate, Jl Trans-Sulawesi Selatan (Sulsel), Makassar, Senin (18/7/2022). Jembatan Barombong memang semakin tenar. Salah satu jembatan “terpanjang” di Sulsel ini kini tak lagi hanya dilintasi warga Takalar dan Makassar. Warga Gowa, Jeneponto, dan Bulukumba pun sudah banyak mengakses Makassar lewat jembatan ini. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Status macet atau terjebak macet makin sering tersaji di media sosial.

Warga Sulsel makin akrab dengan situasi tak asyik ini.

Kendaraan jalur Maros-Bone di Kappang semakin sering dilaporkan stagnan.

Beban Jembatan Barombong dan Jembatan Kambara kian berat.

Jambatan Pute di Maros semakin menjadi sumber derita pengguna jalan Poros Trans Sulawesi.

Kemacetan sumber mubazir. Waktu dan bahan bakar terbuang percuma. Polusi udara semakin menebal. Emosi pun kian meninggi.

Tahun ajaran baru, mulai Senin, 18 Juli 2022, disambut macet di Makassar.

Banyak anak sekolah tidak ikut upacara bendera dan telat tiba di sekolah karena terjebak macet.

Macetnya di Makassar. Tapi, sumbernya dari luar Makassar. Macetnya terjadi di Makassar, tapi jalan raya tempat mobil dan sopirnya itu mengerang bukan milik Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar semata.

“Biasanya saya hanya butuh waktu 15 menit mengantar anak ke sekolah. Sekarang, saya berangkat dari rumah setengah 7, jam 8 belum sampai di sekolah. Padahal saya sudah lewat jalur alternatif. Sangat susah menembus Jembatan Barombong di pagi hari,” kata warga Panciro, Gowa, Jamaluddin Syamsuddin, kepada Tribun, Selasa (19/7/2022).

Jamaluddin sudah berusaha menyelamatkan anaknya dari keterlambatan ke sekolah.

Dia bangun lebih pagi dan meninggalkan rumah lebih awal. Tapi tetap saja susah menembus Jembatan Barombong.

“Mungkin semua orang berpikiran sama dengan saya, akhirnya macetnya pindah waktu, terjadi lebih awal,” ujar Jamaluddin.

“Padahal saya sudah lewat alternatif, sudah lewat persawahan. Saya mutar di Pallangga tetap sama, karena harus berhadapan dengan Jembatan Kambara yang tak kalah macetnya,” jelas Jamaluddin menambahkan.

Jembatan Barombong memang semakin tenar. Salah satu jembatan “terpanjang” di Sulsel ini kini tak lagi hanya dilintasi warga Takalar dan Makassar.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved