Gubernur Lukas Enembe Terang-terangan Tolak Rencana Jokowi di Papua, Sebut Memancing Perdebatan
Lukas Enembe menolak Keputusan Jokowi dan jajaran yang akan melakukan pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) di Provinsi Papua.
Kata Ones, aksi penolakan rakyat Papua dan kajian berbagai akademisi tentang ketidaklayakan pemekaran dan ancamannya di tanah Papua tidak digubris dan ditolak Jakarta.
"Hampir satu juta orang dan 116 organisasi dalam Petisi Rakyat Papua telah menolak Otsus dan produk pemekaran. Kehancuran Papua benar-benar didesain Jakarta. Semua kajian akademik maupun aspirasi ditolak," ucapnya.
Menurutnya, Rakyat Papua menolak bukan hanya karena ancaman kebijakan politik Jakarta ini, tetapi duduk persoalannya karena Otsus tidak berhasil menjamin dan mewujudkan hak penentuan nasib sendiri bagi bangsa Papua.
"Otsus justru menggagalkan proses dekolonisasi bangsa Papua. Indonesia di bawah hukum internasional tidak memiliki kedaulatan atas West Papua.
Sehingga status Otsus dan pemekaran merupakan administrasi kolonial yang digunakan sebagai alat ekspansi modal, militer, dan pendatang,"ungkapnya.
Dengan tegas Ones menyampaikan, seluruh Rakyat Papua wajib menolak penjajahan Indonesia atas Papua.
"Aksi-aksi penolakan segala produk kolonialisme itu wajib didukung semua orang. Ini kewajiban moral bagi setiap umat manusia tanpa batas rasial, agama, dan kelompok. Ini produk oligaki kapitalis birokrat yang harus ditolak oleh rakyak Indonesia,"jelasnya.
Lebih lanjut kata Suhuniap, DPRP, MRP dan Gubernur dalam dua Provinsi administrasi kolonial adalah boneka kolonial yang takut berdiri bersama rakyat Papua.
"Para pejabat ini memanfaatkan penderitaan rakyat Papua untuk uang dan jabatan dalam kolonial. Mereka harus diberi peringatan dengan suara dan aksi-aksi rakyat Papua terus menerus tanpa celah,"tegas Ones.
Ones menambahkan, Ingat! Prinsip kita adalah bangkit membela diri dari ancaman kolonialisme dan kapitalisme.
"Upaya membela diri bukanlah makar, kriminal, atau teroris. Ini adalah perjuangan pembebasan nasional Papua Barat. Agar 1000 tahun kedepan bangsa Papua masih terus eksis diatas tanah airnya sendiri,"tutupnya. (*)
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com