Opini Tribun Timur
Harkitnas, Bendera LGBT dan Presidensi G20
Rasanya tak telat-telat amat jika penulis masih membincangkan Hari Kebangkitan Nasional. Meski sebetulnya sudah lewat harinya, tapi spirit juang
Apa yang dilakukan oleh Kedutaan Besar Inggris, menurut penulis, sangat mengikis etika bediplomasi antar negara sahabat.
Nilai-nilai luhur ke-Indonesia-an yang sejatinya dipahami dan dijunjung tinggi oleh Inggris justru jauh dari yang diharapkan.
Tentu secara pribadi, Inggris memiliki hak untuk mengibarkan Bendera LGBT, namun di saat yang sama juga harus menimbang apakah bijak mengibarkan bendera itu di Indonesia yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan ke-Tuhan-an, serta terang melarang aktifitas LGBT.
Jika alasannya adalah kebebasan, demokrasi, maka ada norma atau etika yang membatasi kebebasan itu.
Pemerintah pun sampai saat ini seperti tutup mata , padahal secara sadar kehormatan Indonesia sedang “diinjak-injak” oleh Inggris.
Tindakan provokatif yang dilakukan Inggris, bagaimanapun, tidak boleh ditolerir. Jika tidak ada peringatan keras, maka kedaulatan negara menjadi tanda tanya eksistensinya.
Berulang-ulang
Provokasi LGBT bukanlah hal baru. Provokasi ini berulang-ulang terjadi seolah sebuah desain besar sedang dibentuk oleh “tangan tak terlihat” untuk menerima perilaku LGBT sebagai hak asasi manusia yang harus dihormati.
Tahun lalu, bangsa ini dihebohkan dengan sebuah komik baru Superman yang bernuansa LGBT. Komik itu berjudul, “Superman: Son Of Kal-El’ yang saat itu rencananya akan dirilis pada 9 November 2021.
Dalam sebuah poster yang dirilis DC Comics dan beredar di seluruh media sosial, terlihat sosok Jon Kent, putra Superman (Clark Kent), hendak mencium reporter pria bernama Jay Nakamura.
Akibatnya, hadir pro-kontra di tengah-tengah masyarakat. Melihat anak-anak Indonesia sangat menggemari Superman, mayoritas masyarakat pun menolak dan mendesak agar komik itu diboikot masuk ke Indonesia.
Presidensi G20
Seperti diketahui, bahwa saat ini Indonesia memegang Prisedensi G20. Rencananya, pada akhir tahun 2022 akan diselenggarakan Presidensi G20 di Bali.
Presidensi G20 ini akan banyak membahas tentang ekonomi global serta pembangunan dunia, utamanya climate change dan sustainable development.
Sebagai pemegang Presidensi G20, Indonesia semestinya dapat memberikan pemahaman pada Inggris maupun negara-negara sahabat lainnya untuk menekankan pentingnya menghormati nilai-nilai luhur suatu bangsa.