Populasi Ternak Babi di Luwu Capai 15.770 Ekor
Sekretaris Dinas Pertanian dan Peternakan Luwu, Jumardin, mengatakan, ternak babi tersebar di sejumlah kecamatan.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Saldy Irawan
TRIBUNLUWU.COM, BELOPA - Populasi ternak babi di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan pada periode tahun 2021 menempati urutan ketiga setelah sapi dan kambing.
Data dari Dinas Pertanian dan Peternakan Luwu, populasi ternak babi mencapai 15.770 ekor.
Jumlah itu mengalahkan populasi kerbau yang hanya 4.620 ekor.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Peternakan Luwu, Jumardin, mengatakan, ternak babi tersebar di sejumlah kecamatan.
Diantaranya Kecamatan Ponrang, Ponrang Selatan, Walenrang hingga Walenrang Timur.
"Untuk ternak sapi tahun kemarin jumlahnya 17.372 ekor dan kambing 16.724 ekor," kata Jumardin, Selasa (24/5/2022).
Tingginya populasi babi di Luwu diharapkan dapat menjadi salah satu penopang perekonomian masyarakat.
Namun Jumardin mengingatkan untuk tetap memperhatikan kebersihan kandang dan tidak berada di dekat permukiman penduduk.
Jumardin mengigatkan, babi salah satu ternak yang rawan terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
Sebab babi merupakan hewan kukuh belah yang perlu diwaspadai penularan virus PMKnya.
Meskipun virus PMK, kata dia bukan zoonosis atau virus yang bisa menular dari hewan ke manusia.
Namun virus ini bisa menular dari manusia ke hewan.
"Misalnya kita berinteraksi dengan ternak yang positif PMK, virusnya melekat di baju kita, virus itu bisa menular ke hewan lain lewat perantara manusia," jelasnya.
Virus PMK, lanjut dia, tidak akan berdampak pada kesehatan manusia.
Beda dengan bakteri antraks yang bisa membahayakan manusia saat daging terjangkit dikonsumsi.
"Virus PMK ini sama sekali tidak akan berdampak pada kesehatan manusia, tapi sangat mematikan pada ternak kukuh belah dan bisa berdampak pada perekonomian peternak atau pedagang," ujarnya.