Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tolak Jokowi 3 Periode

Alasan Polisi Beri Tindakan Represif ke Massa Aksi Tolak Jokowi 3 Periode, sampai Mahasiswa Terluka

Saat aksi kejar-kejaran itu berlangsung, seorang mahasiswa terlihat tersungkur dan mulutnya mengeluarkan darah.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Waode Nurmin
TRIBUN TIMUR/Muslimin Emba
Unjuk rasa menolak penundaan Pemilu 2024 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, diwarnai kericuhan, Kamis (7/4/2022) sore. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Unjuk rasa menolak penundaan Pemilu 2024 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, diwarnai kericuhan, Kamis (7/4/2022) sore.

Unjuk rasa itu berlangsung di pertigaan Jl Sultan Alauddin-AP Pettarani, Kecamatan Tamalate, Kamis (7/4/2022) sore.

Pengunjuk rasa yang berjumlah seratusan orang itu berasal dari gabungan beberapa organisasi.

Mereka menamakan diri Aliansi Rakyat Miskin Kota itu berunjukrasa dengan membakar ban bekas.

Awalnya, unjuk rasa berlangsung damai dengan aksi bakar ban dan membuat barisan simpul yang menutup satu jalur ruas Jl AP Pettarani.

Namun, saat pengunjuk rasa mencoba menutup dua jalur AP Pettarani, polisi yang berjaga pun menghalau.

Hingga kedua kubu bersitegang dan terlibat saling dorong.

Aksi saling dorong itu, pun berlanjut dengan aksi kejar-kejaran hingga mahasiswa berhasil digiring mundur ke arah Jl AP Pettarani.

Saat aksi kejar-kejaran itu berlangsung, seorang mahasiswa terlihat tersungkur dan mulutnya mengeluarkan darah.

"Kenapa represif pak, kenapa begini temanku," ucap seorang mahasiswa yang berada di sampingnya.

Sementara itu, Kabag Ops Polrestabes Makassar AKBP Darminto mengatakan, pihaknya membubarkan unjuk rasa lantaran salah satu dari mereka hendak memukul mobil pengendara.

"Kami beri kesempatan mulai jam 4, bakar ban saya kasih, tutup jalan separuh saya kasih, tutup lagi jalan sebelah saya kasih jadi dua jalur tutup," kata AKBP Darminto.

"Karena tadi ada yang memaksa pecahkan kaca spion mobil maka terpaksa, tidak bisa saya harus dorong untuk bubar," sambungnya.

Pihaknya juga mengaku membubarkan pengunjuk rasa sudah sesuai prosedur.

"Kita sudah jelas, kita sudah sampaikan, persuasif lah tidak ada (kekerasan) hanya didorong," jelas Darminto.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved