Opini Tribun Timur
Kapan 1 Ramadhan 1443 Hijriah?
Sedangkan, Nahdlatul Ulama (NU) dan Kementerian Agama (Kemenag) masih belum menentukannya.
Kriteria itu mengacu pada hasil kesepakatan Menteri Agama Brunei Darussalam, Malaysia, Indonesia, dan Singapura (MABIMS).
Selama ini, kriteria hilal (bulan) awal Hijriyah adalah ketinggian 2⁰, elongasi 3⁰, dan umur bulan 8 jam.
MABIMS bersepakat untuk mengubah kriteria tersebut menjadi ketinggian hilal 3⁰ dan elongasi 6,4⁰.
Data dari BMKG ketinggian hilal untuk wilayah Indonesia, Ijtimak/konjungsi bulan-matahari untuk penentu awal bulan Ramadhan 1443 H terjadi pada Jum’at, 1 April 2021 pukul 13:24:15 WIB, tinggi hilal saat matahari terbenam berkisar 1.12⁰di Jayapura s.d 2.19⁰ di Tua Pejat, Kepulauan Mentawai.
Pada kondisi ini secara astronomis hilal tidak mungkin bisa dirukyat secara visual menggunakan mata telanjang maupun dengan perangkat teleskop.
Berdasarkan kriteria baru MABIMS dan data tinggi hilal BMKG, awal Ramadhan tahun ini berpotensi akan ada perbedaan.
BMKG sendiri melakukan pengamatan hilal di beberapa titik.
Data dari titik-titik pengamatan tersebut disebarluaskan untuk diakses oleh masyarakat luas secara online (live streaming) di internet.
Data pengamatan Hilal tersebut juga dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan yang diperlukan bagi pengambilan keputusan penentuan awal bulan Hijriah oleh Institusi/Lembaga yang berwenang secara kenegaraan.
Fenomena perbedaan awal Ramadhan di Indonesia sebenarnya bisa disatukan dengan adanya pihak otoritas tunggal yang menentukan awal bulan Hijriah.
Pihak ini berhak menentukan awal bulan Hijriah dan yang lain harus bersepakat mengikutinya.
Namun jika memang tidak ada kata sepakat “semangat toleransi” yang harus diutamakan.(*)