Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Lukisan Armin Mustamin Toputiri

Siswi SMKN 8 Makassar Puji Lukisan Armin Mustamin, Ibaratkan Politisi Dekat Tuhan Saat Kampanye

Lukisan Armin Mustamin Toputiri tidak hanya menarik perhatian para anggota dewan dan pengusaha. Tapi juga siswi SMKN 8 Makassar.

Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM/WAHYUDDIN
Siswi SMKN 8 Makassar, Nur Aulia saat menjelaskan lukisan Armin Mustamin Toputiri yang berjudul Demonstruk 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Lukisan Armin Mustamin Toputiri tidak hanya menarik perhatian para anggota dewan dan pengusaha. Tapi juga siswi SMKN 8 Makassar.

Puluhan siswa-siswi SMKN 8 Makassar berkunjung ke pamerannya, Selasa (15/3/2022).

Salah satunya Nur Aulia. Ia sedang bersama rekan-rekannya sangat antusias dan bersemangat saat ditemui di depan lukisan Armin Mustamin Toputiri.

Baca juga: 3 Lukisan Armin Mustamin Toputiri Kembali Diboyong Politikus dan Pengusaha, Siapa Dia?

Baca juga: Zam Kamil Sebut Armin Mustamin Toputiri Pelukis Naif

Mereka menjelaskan lukisan yang dianggap paling menarik.

Pertama ialah lukisan yang berjudul Bantuan Untuk Bencana.

Nur Aulia mengatakan dari lukisan tersebut, masyarakat Indonesia sekarang ketika memberi bantuan ke orang lain, selalu memanggil wartawan.

"Dia mau pamerkan kalau dia baik. Jadi dia bilang ke wartawan, videoka dulu karena mauka berbagi," katanya.

Lukisan yang berjudul Doa Para Politisi mereka anggap juga menarik.

Kata siswi Jurusan Tata Boga itu, lukisan tersebut memberikan makna bahwa para politisi hanya dekat kepada Tuhan ketika kampanye.

"Mereka berlomba-lomba berdoa hanya karena mau menang. Tapi kalau sudah di atas, melupakan Tuhan," katanya.

Lukisan yang berjudul Selera Milenial juga menarik perhatian mereka.

Nur Aulia mengatakan seekor kucing yang sedang makan mie instan itu digambarkan sebagai anak milenial saat ini.

"Anak milenial sekarang lebih suka makan cepat saji. Padahal Indonesia memiliki banyak hasil laut yang lebih bergizi," katanya.

Adapun lukisan yang berjudul Demonstruk, siswi SMK 8 Makassar itu mengatakan suara yang disampaikan oleh mahasiswa tidak lagi murni. Tapi sudah dibayar.

"Inikan mahasiswa berbicara, tapi sudah dibayar, jadi ada keluar struknya apa-apa yang sudah dia bilang," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved