254 Guru Honorer di Makassar Tak Lulus Rekrutmen Laskar Pelangi, Bakal Pengangguran?
Beberapa dari mereka adalah guru honorer K2, guru yang sudah mendapat sertifikat keahlian, hingga honorer biasa.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - 254 honorer guru di Kota Makassar tak lulus laskar pelangi.
Beberapa dari mereka adalah guru honorer K2, guru yang sudah mendapat sertifikat keahlian, hingga honorer biasa.
Hal tersebut disampaikan oleh Anggota Komisi A Bidang Hukum dan Pemerintahan, Hamzah Hamid.
Hamzah mengatakan nasib para honorer guru tersebut harus diperjuangkan.
"Kasian juga guru K2, sudah terima sertifikasi, dan mereka didanai oleh APBN bukan APBD," ujarnya.
Sehingga Pemkot Makassar tak seharunya menzalimi mereka, Laskar Pelangi yang lulus di sektor pendidikan mesti dievaluasi.
Hamzah menyampaikan, Badan Kepegawaian dan Pengelolaan SDM (BKPSDM) Makassar telah mengklarifikasi ihwal kisruh laskar pelangi.
Mereka melakukan pendataan kembali terhadap honorer lama yang bekerja di sektor operasional 24 jam, guru juga akan diperhitungkan.
"Tenaga kebersihan, tenaga pemadam kebakaran, drainase, penggali kubur itu semua akan dikembalikan," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Makassar Muhyiddin mengatakan, ia telah menyampaikan laporan honorer yang tidak lulus Laskar Pelangi.
Terpisah, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengatakan, ada 800 lebih honorer lama yang akan dikembalikan.
Mereka adalah bagian dari 12.800 tenaga laskar pelangi yang memenuhi syarat kelulusan.
Tetapi, karena Pemkot menginginkan adanya penghematan, maka 800 tersebut dihilangkan.
"Jadi tidak ada orang baru yang masuk, dan yang di on (kembalikan) itu yang 800 yang sudah kita cut," jelasnya.
Akan tetapi tidak semua honorer lama bisa terakomodir atau dikembalikan, hanya pegawai operator 24 jam, karena mereka tak bisa diganggu gugat.
Misalnya, petugas pemadam kebakaran, penggali kubur, supir, petugas drainase, dan petugas operasional lainnya.
"Tenaga administrasi tidak bisa dikembalikan karena itu ada butuh pengetahuan dan keterampilan," pungkasnya. (*)