Minyak Goreng
Harga Meroket, Ini 3 Konglomerat yang Kaya Raya dari Minyak Goreng, Harta Capai Ratusan Triliun
Di sejumlah daerah, masyarakat bahkan harus mengantre panjang hanya untuk mendapatkan 1 liter minyak goreng.
TRIBUN-TIMUR.COM - Minyak goreng merupakan salah satu isu yang ramai dibicarakan saat ini.
Sejak akhir tahun lalu, masyarakat mengeluhkan mahalnya harga minyak goreng.
Naiknya harga minyak goreng di Indonesia jadi ironi sebab Indonesia merupakan penghasil minyak sawit terbesar di dunia.
Pemerintah kemudian mengeluarkan kebijakan sebagai langkah pengendalian harga minyak goreng dalam negeri.
Baca juga: Harga Minyak Goreng 1 Liter di Bone Rp 30 ribu, Penjual: Memang Sudah Begitu Harganya
Baca juga: Jagan Khawatir, Wamendag RI Jamin Ketersediaan Minyak Goreng Jelang Ramadan di Sulsel
Dimana pemerintah mematok Harga Eceren Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan Rp 14.000 per liter.
Harga ini awalnya berlaku untuk toko-toko ritel modern, seminggu kemudian menyusul pemberlakuannya di pasar tradisional.
Lantas, pemerintah kembali menurunkan harga minyak goreng yang diatur berdasarkan kemasan per 1 Februari 2022.
Sesuai HET, harga jual minyak goreng curah di pasaran seharusnya ditetapkan sebesar Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter.
Kenyataannya, masih banyak pedagang yang tak memberlakukan harga yang ditetapkan.
Minyak goreng masih dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), di kisaran Rp 20.000 per liter.

Selain harga yang mahal, sejumlah daerah mengeluhkan kelangkaan sembako yang satu ini.
Di sejumlah daerah, masyarakat bahkan harus mengantre panjang hanya untuk mendapatkan 1 liter minyak goreng.
Operasi pasar yang dilakukan pun nyatanya tak berefek dengan kestabilan harga minyak goreng.
Di tengah situasi pandemi covid-19 saat ini, kelangkaan minyak goreng jadi pukulan berat.
Penyebab Minyak Goreng Langka