Unismuh
Gelar Pengajian, Unismuh Bahas Pendekatan Astronomi pada Fenomena Isra Miraj
Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menggelar pengajian rutin.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menggelar pengajian rutin.
Pengajian rutin membahas Isra Miraj melalui pendekatan Astronomi.
Narasumber dosen UIN Alauddin, Alimuddin.
Pengajian ini digelar di Masjid bussalam Al Khoory Unismuh Makassar, Selasa (9/3/2022).
Kegiatan ini dihadiri Rektor Unismuh Prof Ambo Asse, Wakil Rektor I Dr Abd Rakhim Nanda, Wakil Rektor IV Drs KH Mawardi Pewangi, serta civitas akademika Unismuh Makassar.
Baca juga: Apresiasi Kemendikbudristek, Rektor Unismuh: 305 Mahasiswa Kita Terima KIP, juga Ditanggung Kuliah
Baca juga: Wakil Rektor II Unismuh Tawarkan 7 Strategi Pelestarian Bahasa Daerah, Apa Saja?
Alimuddin menyebut pendekatan filsafat dalam ilmu agama diterima dan diawali dengan keyakinan.
Sedangkan, ilmu pengetahuan diterima dan diawali dengan keraguan.
“Peristiwa Isra Miraj merupakan peristiwa murni aqidah, sehingga tidak berlaku pertanyaan epistemologi ilmu di dalamnya,” ujar Dr Alimuddin pada ceramahnya.
Lebih lanjut, karakter manusia sebagai makhluk yang selalu ingin mengetahui banyak hal.
“Tentu hal ini dapat dikaji dengan maksud memahami kekuasaan Allah swt dan hikmahnya guna memperkuat aqidah, iman dan kesempurnaan ibadah,” ujarnya.
Alimuddin menjelaskan salah satu bagian penting dari kisah peristiwa Isra Miraj.
Yaitu Penggunaan Buraq, makhluk berwarna putih yang langkahnya sejauh pandangan mata dalam melakukan Isra.
Menurut Alimuddin, Isra Miraj menurut sains atau astronomi adalah perjalanan keluar dimensi ruang dan waktu.
“Dengan demikian, Isra Miraj bukan perjalanan biasa, bukan perjalanan dengan wahana antariksa, serta bukan perjalan antariksa di antara planet-planet, bintang-bintang, atau galaksi,” ujar Dr Alimuddin
Kemudian Alimuddin mengingatkan manusia pada dasarnya hidup di dalam dimensi ruang-waktu.