Opini Tribun Timur
Kesejahteraan, Keadilan dan Persatuan Indonesia
Politik kesejahteraan adalah salah satu cara untuk mewujudkan negara kesejahteraan (walfare-State)
Omni bus low (Undang-Undang Cipta Kerja) menurutnya bagus, apalagi dengan menerapkan sistem perizinan berbasis elektronik OSS RBA (Online Single Submission Risk Based Approach).
Sayangnya dalam implemntasinya seringkali terhambat oleh mental birokrasi yang belum berubah dan ini menghambat pelaksanaan investasi dan export.
Kata kunci berikut terkait politik kesejahteraan adalah membangun Indonesia secara inklusif, bukan hanya di Barat, tetapi juga di Timur.
Menurut ASS. Indonesia Timur adalah masa depan Indonesia.
Wilayah ini sangat kaya dengan Sumber daya Alam (human resourcis).
Beliau mencontohkan salah satu Kabupaten yaitu Konawe. Daerah ini memiliki 46 milyar ton cadangan nikel, dan masa depan Indonesia ada di nikel, kita adalah pemain terbesar di dunia dan potensi ini kita harus hilirisasi, persoalannya kita mau atau tidak, sekali lagi Indonesia membutuhkan regulasi dan kebijakan untuk mengolah sumber daya alam yang melimpah ini.
Senada dengan AAS yang mengeluhkan kerja birokrasi yang lamban, lama, mahal dan berbelit-belit, Syamsu Rizal yang menjadi penaggap kedua mengemukakan bahwa ada satu sturuktur dalam pemerintahan yang belum mampu berjalan dengan baik.
Kalau dalam satu sistem kita andaikan Undang-Undang adalah soft ware, pemerintahan itu hard ward, nah yang kurang adalah hard wardnya.
Dalam konteks ini Dg. Ngical sapaan akrab Syamsu Rizal ingin mengatakan bahwa regulasi sudah cukup baik, masalahnya aktor dan implementor di lapangan yang sulit menerjemah ditambah patologi birokrasi yang belum pernah sembuh.
Duet Cak Imin ASS
Apakah by setting atau kebetulan saja, dimana diskusi Forum dosen kali ini juga diwarnai canda-canda politik.
Berulang-ulang disetiap sesi, moderator menyebut duet yang serasi antara Timur dan Barat.
Maksudnya dalam kerangka mewujudkan Politik Kesejaheraan dan Visi Pembangunan Indonesia Timur, alangkah baiknya jika calon presiden dan wakil presiden pada pemilu Tahun 2024 disandingkan antara Cak Imin dengan ASS.
Menyebut keduanya secara berulang, lalu disambut meriah dan tepuk tangan para peserta diskusi, sekaligus menandai bahwa para tokoh masyarakat dan intelektual lintas kampus merestui keduanya maju dalam pilpres 2024 nanti.
Kedua tokoh ini dianggap sebagai figur dan refresentasi Indonesia dalam dua region besar yaitu Wilayah Barat dan Timur, sekaligus sebagai simbol keadilan, baik itu keadilan politik maupun keadilan ekonomi.
