Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Tribun Timur

Kontroversi Suara Adzan

Menteri Agama Yaqut Kholil kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial tentang suara adzan.

Editor: Sudirman
Dok Pribadi
Dr Hairuddin K, S.S, SKM, M.Kes Wakil Rektor IV Universitas Megarezky (Unimerz) Makassar 

Perbedaan mendasar tersebut dapat mempengaruhi baik cara-cara dimana para pihak mengekspresikan diri mereka dan bagaimana mereka akan menafsirkan komunikasi yang mereka terima.

Distorsi, pada gilirannya sering mengakibatkan salah membaca dengan pihak yang terlibat (Wahyudi, 2015).

Cara memaparkan gagasan dan memilih analogi yang menyebabkan komunikasi Gus Yakut problematik.

Bila ingin mencermati lebih dalam, kontestasi ini mempertemukan dua wajah pemaknaan terhadap adzan yang berbeda.

Dalam sosiologi dikenal Teori Interaksionisme Simbolik yang mefokuskan analisisnya pada pengaruh interpretasi yang mengarahkan tindakan kolektif.

Kekhususan tindakan sosial manusia yang terletak pada kenyataan bahwa manusia menggerakkan jejaring tindakan sosial yang disengaja, dimana tindakan sosial tersebut terjadi berdasarkan pada pemahaman aktor sosial terhadap simbol.

Berikutnya, tindakan bersama sangat dimungkinkan disebabkan karena kesamaan interpretasi terhadap simbol tertentu yang dengan sendirinya menciptakan fenomena interaksionisme simbolik di antara aktor sosial.

Kapasitas simbolik seperti itu mendorong individu untuk menjadi objek bagi dirinya sendiri dengan tujuan manusia bisa mendapatkan kapasitas refleksif” (Tsekeris,2008).

Persepsi pernyataan Gus Yakut memegang peranan utama dalam bekerjanya proses sosial.

Bentuk proses sosial tersebut adalah konflik.

Sebagian masyarakat memberikan pemaknaan yang negatif pada pernyataan Hal ini terjadi tindakan bersama sangat dimungkinkan karena adanya kesamaan interpretasi.

Titik krusialnya justru bukan pada surat edaran tersebut namun pada pemaknaan bahwa Gus Yakut membandingkan suara adzan dengan anjing.

Interpretasi seperti ini disepakati banyak orang dan diwujudkan dalam tindakan bersama.

Analogi ini memicu reaksi yang negatif dan tentu saja perlawanan terhadap keputusan Menag tersebut.

Perbedaan pemaknaan menyebabkan relasi disasosiatif yang menghasilkan gelombang penolakan dan penentangan atas Gus Yakut.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved