Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pemilu 2024

Menakar Kekuatan Paket Cak Imin-Andi Amran Dideklarasikan KPI Sulsel

Baliho bergambar pasangan Muhaimin Iskandar-Andi Amran Sulaiman mulai bertebaran di sejumlah titik Kota Makassar dalam pekan ini.

Penulis: Ari Maryadi | Editor: Sukmawati Ibrahim
ARI/TRIBUN TIMUR
Baliho politik bergambar Muhaimin Iskandar-Andi Amran Sulaiman di Jalan AP Pettarani Kota Makassar Senin (21/2/2022) sore. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Baliho bergambar pasangan Muhaimin Iskandar-Andi Amran Sulaiman mulai bertebaran di sejumlah titik Kota Makassar dalam pekan ini.

Baliho itu disertai narasi politik Capres dan Cawapres 2024, membangun Indonesia dari Timur.

Pantauan Tribun Timur Senin (21/2/2022) baliho itu tampak tertera besar di Jalan AP Pettarani Kota Makassar.

Paket Cak Imin-Andi Amran sempat dideklarasikan ratusan pemuda menamakan diri Kesatuan Pemuda Indonesia (KPI) Sulawesi Selatan (Sulsel).

Deklarasi dihadiri Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB Jazilul Fawaid, Ketua DPW PKB Sulsel Azhar Arsyad dan Ketua PKB Kota Makassar Fauzi Andi Wawo.

Menanggapi hal tersebut, Sosiolog Universitas Bosowa Makassar, Dr Sawedi Muhammad menilai munculnya baliho Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai capres dan Andi Amran Sulaeman (AAS) sebagai cawapres menarik untuk dicermati. 

Pertama, katanya, di awal maraknya pencalonan capres dan cawapres di tahun lalu, nama Cak Imin tidak pernah dipaketkan dengan AAS. 

Justru, katanya, nama seperti Ganjar dan Anies yang paling sering muncul sebagai capres dan AAS sebagai cawapres. 

"Bahkan Anies sempat bersilaturrahim ke AAS Building saat Anies berkunjung ke Makassar beberapa waktu yang lalu," katanya kepada wartawan Senin (21/2/2022).

Kedua, ia menilai, meski warga NU sangat signifikan jumlahnya di Sulawesi Selatan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam sejarah pemilu langsung pasca reformasi belum pernah tampil sebagai partai yang mayoritas perolehan suaranya di level provinsi Sulawesi Selatan. 

Ketiga, ia menilai, baliho yang memasangkan Cak Imin dan AAS baru sebatas gimmick politik atau sekadar meramaikan perbincangan publik semata.

Bukan sebuah deklarasi pasangan capres dan cawapres. 

Keempat, belum ada pernyataan langsung baik dari Cak Imin maupun AAS mengenai hadirnya baliho tersebut. 

"Bisa jadi ini hanya bagian dari strategi cerdas PKB untuk mengangkat popularitas dan elektabilitasnya di publik Sulawesi dan Indonesia Timur," ujarnya.

Akan tetapi, Sawedi menilai, gimmick politik ini merupakan langkah cerdas yang dilakukan penggagasnya yang dapat berdampak positif baik bagi PKB dan maupun ke AAS.

Publik akan menunggu langkah politik selanjutnya baik dari PKB maupun tim AAS. 

Dilihat dari perspektif, sosiologis, geografis dan geos-strategis, Sawedi melihat, memasangkan Cak Imin dan AAS adalah manuver politik yang excellent.

"Pertama, kombinasi Cak Imin-AAS adalah cerminan ke-bhinekaan Indonesia yang ingin dirajut dalam bingkai politik nasional; gabungan Jawa dan luar Jawa," katanya.

Kedua, kata Sawedi, dari segi sosiologis dan geo-strategisnya, calon pasangan ini memiliki potensi kemenangan yang sangat besar mengingat latar belakang sosio-kultural keduanya yang saling melengkapi.

Ketiga, kalau calon pasangan ini serius untuk berpaket, maka mereka adalah capres dan cawapres pertama yang secara terbuka menyatakan diri siap bertarung di pilpres 2024.

"Waktu mereka cukup lama untuk menyususun politik gagasan yang akan ditawarkan kedalam bentuk visi-misi saat debat politik nantinya," pungkasnya. (*)

Laporan Wartawan Tribun Timur Ari Maryadi

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved