Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kekerasan Guru di Sulsel

Komisi E DPRD Sulsel Kecam Kekerasan Pada Guru

Kecaman terhadap kasus kekerasan terhadap guru dalam lingkungan sekolah di Sulawesi Selatan terus mengalir.

Penulis: Ari Maryadi | Editor: Sukmawati Ibrahim
ari maryadi/tribun timur
Kolase anggota Komisi E DPRD Sulsel: Andi Irwandi Natsir, Andi Muhammad Anwar Purnomo, dan Andi Muhammad Irfan AB.   

Kedua ke mendesak pemprov Sulsel harus menjaga warga sekolah terhadap berbagai macam ancaman kriminalisasi sebaiknya Pemprov menempatkan Satpol PP di setiap sekolah SMAN dan SMKN di seluruh Sulawesi Selatan.

Atas kejadian ini Irfan menyarankan pada guru mengevaluasi kembali pola edukasi terhadap siswa juga sdh harus diubah.

"Walaupun tindakan yang dianggap mendidik oleh guru tetapi tindakan tersebut bisa mengundang kontroversi dan perbedaan pendapat," katanya.

Tak ketinggalan kecaman juga datang dari anggota Komisi E Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Andi Muhammad Anwar Purnomo.

Andi Aan, sapaan, mendesak Pemprov Sulsel memberi atensi khusus dalam kasus kekerasan pada guru itu. Terutama dinas pendidikan karena di Sulawesi selatan sudah ada perda Sekolah Ramah guru dan siswa.

"Ini bukan berfokus pada mencari siapa yang benar dan yang salah tetapi perda ini bertujuan untuk mengurangi tindak kekerasan di sekolah yang angkanya terbilang tinggi di Sulsel," katanya.

Menurutnya perda perlindungan guru itu bertujuan mengurangi penyelesaian perselisihan di sekolah di selesaikan sebelum masuk ke ranah hukum, tetapi karena sudah masuk ranah hukum.

"Kita tunggu hasil dari APH yang memeriksa, oleh karena itu kita meminta Bapak Gubernur segera mengeluarkan pergub terkait perda sekolah ramah guru dan siswa agar hal-hal tersebut tidak terulang lagi," kata Andi Aan.

Kronologi Kejadian

Guru SMK Negeri 5 Sidrap Sudarta mengungkapkan dikeroyok oleh sejumlah orang tua siswa, pada Selasa (25/1/2022) lalu. 

Bahkan, menurut korban, orang tua siswa itu membawa senjata tajam parang ke sekolah.

Sudarta telah melaporkan kasusnya ke Polres Sidrap di hari tersebut.

Ia menceritakan, kejadiannya bermula saat tiga orang tua siswa ingin bertemu dengan kepala sekolah. Tapi saat itu, ketiganya diminta untuk menunggu lantaran kepala sekolah sedang ada aktivitas. 

Tak lama kemudian, orang tua lainnya datang dan langsung meneriaki Sudarta. 

"Ini mi guru yang pukul anakku," kata Sudarta menirukan pernyataan salah seorang orang tua siswa saat itu. 

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved