Tribun Sinjai
Kasian! Dugong Terdampar di Passahakue Sinjai Timur, Kondisinya?
Mamalia Laut (dugong) di Passahakue, Desa Passimarannu, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUNSINJAI.COM, SINJAI UTARA - Warga digegerkan munculnya Mamalia Laut (dugong) di Passahakue, Desa Passimarannu, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.
Warga tidak sengaja menemukan Mamalia Dugong itu di tengah hutan bakau.
Penemuan itu sekitar pukul 14.30 Wita, pada pada Rabu (5/1/2021) kemarin.
Mamalia laut memiliki panjang tiga meter, lebar 80 centi meter (cm).
"Dogong ini ditemukan warga Pasimarannu dalam keadaan mati," kata Kapolsek Sinjai Timur Iptu Andi Wardana, Kamis (6/1/2022).
Dikatakan, ikan tersebut sudah dibawah nelayan Pasimarannu ke tengah laut tepatnya di Passi Bangi.
Jaraknya dari daratan 1,5 mil dari permukiman warga.
"Belum dipastikan apa penyebabnya Dugong tersebut terdampar di tengah pohon bakau," pungkasnya.
Baca juga: Warga Belum Vaksin Dilarang Memilih di Pilkades Sinjai, Mahasiswa Unjuk Rasa Cabut Edaran itu
Dikutip dari Tribunnews.com, Dugong adalah salah satu dari 35 jenis mamalia laut di Indonesia.
Pada perairan pesisir, Dugong satu-satunya satwa ordo Sirenia memiliki area tempat tinggal tidak terbatas.
Namun, Dugong termasuk mamalia laut yang populasinya terus menurun dan terancam punah.
Ia dikategorikan sebagai binatang nokturnal atau binatang malam, yang artinya hanya akan mencari makan ketika malam hari.
Mamalia ini hanya bisa menyelam selama 6 menit untuk kemudian harus muncul ke permukaan untuk bernapas.
Dugong kadang-kadang berada dalam posisi seperti berdiri dengan kepala berada di atas air untuk bernapas.
Dugong (duyung) berenang dengan kecepatan 10 km/jam hingga 22 km/jam.
Gerakannya yang lambat, menyebabkan dugong sering menjadi mangsa mudah bagi predator.
Predator alami dugong antara lain hiu besar, buaya air asin, dan paus pembunuh.
Dugong betina cenderung sedikit lebih besar dari yang jantan.
Kulit Dugong tebal dan halus dengan warna pucat ketika masih bayi, menjelang dewasa dan bagian perut dengan warna yang lebih terang.
Warna Dugong dapat berubah dengan pertumbuhan alga di kulitnya.
Sekujur tubuhnya diliputi dengan rambut-rambut halus dan pendek.
Moncongnya tebal berbentuk bagai tapal kuda, menghadap ke bawah dengan bibir tebal yang ditumbuhi bulu-bulu kasar bagai sikat.
Bulu-bulu kasar ini merupakan organ yang sangat sensitif digunakannya untuk mencari makan.
Dugong mempunyai sepasang sirip yang tebal dan bertulang bagai lengan dan jari-jari dapat berfungsi sebagai dayung penyeimbang bila berenang.
Baca juga: Awal Tahun 2022! Harga Ikan Naik di Kabupaten Sinjai, Pemicunya
Bila dugong mencari makan di dasar laut, sirip tebalnya dapat menopang tubuhnya untuk merayap ketika mencari makan.
Di ketiak kedua siripnya terdapat puting susu, yang sangat penting untuk menyusui anaknya.
Lubang hidungnya terdapat di bagian atas kepalanya dan mempunyai katup yang dapat menutup dengan kedap bila Dugong menyelam.
Bila Dugong naik ke permukaan untuk menarik napas, hanya ujung lubang hidungnya yang muncul di permukaan.
Mata Dugong berukuran kecil, dan di dalam air yang acapkali keruh, pandangannya sangat terbatas.
Bila diangkat keluar dari air, Dugong dapat mengeluarkan cairan dikenal sebagai “air mata duyung”. (*)
