Terungkap 5 Fakta Soal Haji Endang Pemilik Jembatan Beromzet Rp 20 Juta Sehari, Modal Rp 5 Miliar
Haji Endang menggunakan perahu ponton sebagai penyangga jembatan yang ada di Karawang, Jawa Barat tersebut.
Pembuatan jembatan ini bermula pada 2010 lalu.
Saat itu, seorang tokoh Dusun Rumambe menyampaikan permintaan kepada Haji Endang.
"Karena jalan buntu, agar kampungnya enggak terisolasi maka perlu dibangun penyeberangan. Dulu ini tempat menyeberang kerbau," ujar dia.
Endang mengatakan, kala itu dirinya sempat meminta izin kepada Dadang S. Muchtar selaku Bupati Karawang masa itu.
Dia juga sempat menawarkan kerja sama dengan pemerintah daerah.
Akan tetapi, karena beberapa alasan, termasuk risiko, Dadang menyarankan Endang menjalankannya sendiri.
Baca juga: Siapa Haji Endang? Pemilik Jembatan Penyeberangan Raup Rp 20 Juta Per Hari, Kini Kehilangan Omzet
Baca juga: 6 Fakta Jembatan Milik Haji Endang, Beromzet Rp20 Juta per Hari hingga Rela Diambil Alih Pemerintah
3. Pernah karam 2014
Haji Endang bercerita tak semua warga desa Parungmulya setuju dengan pembangunan jembatan tersebut.
"Enggak semua warga mendukung. Ada yang takut nanti banyak maling dan lain-lain. Tapi sebagian besar tokoh mendukung," ucapnya.
Singkat cerita, ia membangun jembatan yang berbahan kayu.
Pada 2014, jembatan itu pernah karam. Ia mengaku harus tiga kali mengganti perahu kayu.
Kejadian tersebut membuat Haji Endang dan pekerjanya memutar otak untuk memikirkan konsep jembatan penyebarangan yang aman.
Ia mengaku pernah tiga kali mengganti perahu kayu.
Kemudian teranyar menggunakan besi alias perahu ponton.
Akhirnya tercetuslah ide untuk menggunakan besi atau perahu ponton.