Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Muktamar NU

Kiai Yahya Terpilih Ketua Umum PBNU, Aksa Mahmud: Sudah Cocok, Gus Yahya Tokoh Moderat Mendunia

Aksa Mahmud yakin NU akan semakin maju di bawah kepemimpinan Gus Yahya. Menurutnya, Gus Yahya adalah tokoh Islam moderat yang mendunia.

Editor: AS Kambie
dok.tribun
HM Aksa Mahmud dan Gus Yahya silaturahmi di Jakarta, pertengahan Desember 2021 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wakil Ketua MPR RI 2004-2009, HM Aksa Mahmud, mengapresiasi terpilih KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

Menurut Aksa Mahmud, sudah pas dan sudah cocok Gus Yahya terpilih menjadi Ketua Umum PBNU.

"Sudah cocok itu. Gus Yahya itu orang hebat. Sudah saatnya NU dipimpin oleh tokoh seperti Gus Yahya," kata Aksa Mahmud, Jumat, 24 Desember 2021 malam.

Pendiri Bosowa itu menyampaikan apresiasi atas terpilihnya Gus Yahya dari Amerika Serikat.

"Sebelum ke Amerika, Gus Yahya sempat ke rumah silaturahmu, sekitar oekan lalu. Beliau banyak diskusi dan cerita tentang NU ke depan," jelas Aksa Mahmud.

Dikatakan Aksa Mahmud, Gus Yahya tokoh Islam moderat yang sudah mendunia.

Gus Yahya terpilih menjadi Ketua Umum PBNU pada Jumat, 24 Desember 2021 pagi.

Pemilihan Ketua Umum PBNU berlangsung dua putaran. 

Pada putaran pertama atau pemilihan bakal calon Ketua Umum PBNU diikuti lima bakal calon. 

Mereka adalah Gus Yahya , KH Said Aqil Siradj,  KH As'ad Ali, KH Marzuki Mustamar, dan KH Ramadhan Bayo.

Pada putaran pertama, Gus Yahya meraih 327 suara, KH Said Aqil Siradj 203 suara, KH As'ad Ali 17 suara, KH Marzuki Mustamar 2 suara, dan KH Ramadhan Bayo.

Pemilihan dilanjutkan ke putaran kedua setelah dua kandidat menyatakan siap. 

Gus Yahya menyatakan siap menjadi calon Ketua Umum PBNU

KH Said Aqil Siradj, meski kalah suara dengan keterpautan 100 lebih dari Gus Yahya, menyatakan bersedia menjadi calin Ketua Umum PBNU karena menghargai suara muktamirin atau peserta muktamar.

Gus Yahya dan KH Said Aqil Siradj lanjut ke putaran kedua.

Menjelang waktu Salat Jumat, penghitugan suara dilakukan.

Hasilnya, suara Gus Yahya bertambah sepuluh menjadi 337, sementara suara KH Said Aqil Siradj bertambah 7 suara menjadi 210.

Begitu selesai penghitungan suara, Gus Yahya mendatangi KH Said Aqil Siradj dan mencium tangannya.

KH Said Aqil Siradj langsung memeluk Gus Yahya dan mengucapkan selamat.

"Insya Allah NU akan semakin baik dan maju di bawah kepemimpinan Gus Yahya," tegas Aksa Mahmud.

Profil Gus Yahya

Dikutip dari Tribunnewswiki.com, KH Yahya Cholil Staquf atau yang biasa disapa Gus Yahya lahir di Rembang, Jawa Timur, 16 Februari 1966.

Gus Yahya merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang menjabat sebagai Khatib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Ayah Gus Yahya merupakan putra dari tokoh NU di Rembang dan salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), KH. Muhammad Cholil Bisri.

Ibu dari Gus Yahya bernama Muchisnah.

Gus Yahya adalah anak pertama dari delapan saudara dan salah satu adiknya, Gus Yaqut Cholill Qoumas adalah tokoh muda NU, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan ketua Gerakan Pemuda (GP) Anshor yang kini menjadi Menteri Agama. 

Selain itu, Gus Yahya juga merupakan keponakan dari tokoh besar NU dan budayawan, KH. Mustofa Bisri atau Gus Mus.

Gus Yahya dididik dalam pendidikan yang formal dan spiritual atau pesantrenan dan pernah menjadi murid KH. Ali Maksum di Madrasah Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta.

Gus Yahya merupakan lulusan fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada.

Dibesarkan dari kultur Nahdilyin kuat dan kehidupan pesantren, dia pun pernah menjadi pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin, Rembang, Jawa Tengah.

Nama Gus Yahya mulai melejit ketika menjadi juru bicara Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Pada tahun 2014, Gus Yahya menjadi salah satu inisiator pendiri institut keagamaan di California, Amerika Serikat yang bernama Bayt Ar-Rahmah Li adDa'wa Al-Islamiyah rahmatan Li Al-alamin yang mengkaji agama Islam untuk perdamaian dan rahmat alam.

Pada 2015, dia juga terpilih sebagai Katib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

Gus Yahya semakin dikenal ketika terpilih sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) pada 2018, untuk menggantikan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang wafat pada 2017, KH. Hasyim Muzadi.

Selain dikenal sebagai tokoh organisasi keagaaman, Gus Yahya adalah pegiat ikhwal "rahmah" untuk penyelesaian konflik kemanusiaan dunia.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved