Opini Tribun Timur
Bahasa Arab Dalam Peradaban Bugis Makassar
Bahasa Arab bagi masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) seumpama cabe. Serasa berat di lidah namun memberikan kenikmatan pada suatu paket santapan.
Bahkan pada naskah kita dapat saksikan aksara dan bahasa Arab berdampingan dengan bahasa Bugis Makassar dan aksara Lontaraq.
Kontribusi bahasa Arab sangat nyata dan penuh berkah dalam peradaban Bugis Makassar.
Mempopulerkan bahasa Arab bagi masyarakat Bugis Makassar adalah suatu cara dan strategi untuk mengembalikan akar dan tradisi dari kebudayaan Bugis Makassar.
Sedemikian itu sangat penting bahasa Arab menjadi bahasa pendidikan di Sulsel.
2. Menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa pendidikan dalam peradaban Bugis Makassar akan meningkatkan ilmu pengetahuan.
Bukan rahasia bahwa tradisi dan khazanah keilmuan yang ditulis dalam bahasa Arab sungguh sangat melimpah.
Diketahui pula bahwa ilmu pengetahuan yang dituliskan dalam bahasa Arab oleh para ilmuwan bangsa Arab menjadi referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan modern.
Sekarang ini masih banyak buku berkualitas yang berbahasa Arab dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan belum disentuh para ilmuwan di Sulsel dan Indonesia pada umumnya.
Salah satu contohnya adalah buku kedokteran karya Ibn Sina: al-Qanun fi al-tibb. Padahal Ibn Sina diakui dunia sebagai bapak kedokteran modern.
Anehnya, ilmu kesehatan di Indonesia pada umumnya berkiblat pada ilmu kesehatan Barat dan mengabaikan khazanah keilmuan yang diwariskan oleh para ilmuwan Timur, yaitu bangsa Arab.
3. Menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa pendidikan di Sulsel itu berarti bahwa bahasa Arab akan semakin menjadi bahasa popular bagi masyarakat Sulsel.
Demikian itu kemungkinan besar menjadi jaminan daya tarik bagi wistawan terutama dari negara-negara Asia Barat, selain itu negara Afrika dan negara muslim lainnya.
Perlu juga disampaikan bahwa di negara Eropa terjadi peningkatan yang signifikan untuk belajar bahasa Arab. Demikian juga di Korea, China dan Jepang!
4. Membuka lapangan pekerjaan baru. Dengan kepopuleran bahasa Arab akan berdampak pada penyedian sarana belajar, tenaga pengajar juga instansi yang terkait seperti penerbitan dan penerjemah.
Media massa elektronik dan cetak seperti televisi dan surat kabar harian juga akan membutuhkan wartawan dan karyawan yang mahir berbahasa Arab.